Jumat, 19 Desember 2008

arsip ier 4 Mei 2005 - maling

Sedikit cerita, rumah saya ‘akhirnya’ kemasukan tamu tak diundang. Saya bilang ‘akhirnya’ karena tetangga depan dan asrama mahasiswa yang terhalang 1 rumah di sebelah, sudah kehilangan tape mobil dan tv dalam rentang waktu 1 bulan kemarin.
Alhamdulillah, ketika dia beraksi di rumah saya, keburu ketauan meskipun sudah berhasil mencongkel 2 jendela dan bisa masuk lewat pintu belakang.
Kejadiannya hari Ahad 1 Mei dini hari. Saya dan keluarga waktu itu tidak ada di rumah. Tetangga depan yang sudah tertimpa musibah, cukup waspada. Melihat ada orang mencurigakan mondar-mandir di depan rumah, dia langsung ngontak tetangga kiri kanan. Mungkin mendengar suara telepon berdering di rumah-rumah, orang yang berniat jahat tsb ambil langkah seribu sebelum sempat mengambil apa-apa.
Hp saya pun berdering, dikabari oleh tetangga bahwa rumah saya sudah dalam keadaan terbuka.
Perasaan saya campur aduk deh, terutama ingat sama komputer, barang yang relatif paling berharga di rumah. Tapi alhamdulillah semua terselamatkan.

Bersyukur sekali saya punya tetangga yang baik hati dan amat perhatian. Kami sekeluarga sangat berhutang budi kepada mereka. Alhamdulillah selama ini hubungan saya dan tetangga2 cukup baik, menyadari bahwa begitu banyak hak tetangga dan sikap kita terhadap tetangga yang telah gamblang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Dalam keadaan gawat darurat, siapa lagi orang yang paling cepat menolong kita selain tetangga?

Makanya buat ibu-ibu, jangan segan2 ikutan arisan, pengajian, sampai kegiatan posyandu di lingkungan kita,, di mana acara2 tersebut bisa menjembatani silaturahmi kita dengan tetangga. Kiriman makanan, sesedikit apa pun bisa menjadi perekat jiwa. Kalo ketemu jangan lupa salam, senyum, dan sapa. Kalau punya tetangga yang baik sama kita, rumah kecil pun akan terasa sangat luas.
Pernah saya dapat kiriman dari tetangga, satu mangkuk kecil bubur kunyit pake santan, “Teteh, ieu kangge Arif (anak saya), punten mung saalit”- Wuih…Kiriman yang secara kuantitas teramat kecil itu ternyata luar biasa besarnya di hati saya.
-----------
Besok saya meninggalkan rumah lagi. Kali ini sudah direncanakan untuk pasang jebakan-jebakan, walau tidak seheboh di home alone, tapi asyik juga jadinya. Tentu saja mudah-mudahan nggak lupa berdo’a, nitip rumah sama Yang Maha Menjaga.

***

Tidak ada komentar: