Selasa, 29 Juni 2010

listen to listen to listen

Entah seperti apa penampakan saya di dunia maya hari ini. Apakah status YM dan FB saya bernada: I'm ready to listen... (?). Rasanya enggak. Tapi kok saya diserbu peluru chat dari berbagai penjuru pulau tak seperti biasanya... membuat saya termangu malam ini... sedikit pening dan sulit tidur....

Pembukaan, diawali dengan seorang yang tanya kabar saya pagi ini, baik, jawab saya -- Kedua, seseorang yang sedang stress menghadapi sahabatnya yang sedang stress -- Ketiga, mengabari kalau selingkuhannya tampak online -- Keempat, bilang kalo masih punya utang shaum Ramadhan satu hari lagi, tapi kalau shaum berat karena sedang hamil lima bulan -- Kelima, mengeluh karena batuknya gak sembuh-sembuh padahal dia sedang hamil dua bulan, obatnya apa ya tanyanya -- Keenam, yang ketiga tadi mengabari kalau selingkuhannya akhirnya offline -- Ketujuh, yang kedua tadi cerita tentang tetangganya yang suka jahat sama anaknya -- Kedelapan, kegeeran karena digodain terus di facebook oleh mantan guru SDnya -- Kesembilan, mengabari dengan bahagia kalo dirinya sudah hamil lima minggu dan cerita kalau adiknya baru saja dikuret padahal sudah hamil lima bulan. Turut bersuka cita. Turut pula berduka cita -- Kesepuluh, panik karena mamanya kabur dari rumah karena bertengkar dengan papanya.. dan dia tau kalau mamanya kabur setelah dikabari pacarnya karena si mama ngesms pacarnya. Saya harus gimana, katanya. Ya susul saja mamamu jawab saya. Baiklah katanya -- Kesebelas, minta tempo pembayaran utang. Never mind. -- Keduabelas, nanya kenapa status saya 16Rajab, dan mengalirlah diskusi tentang shaum tengah bulan -- Ketigabelas, nawarin ramuan untuk merawat kaki. Maaf jawab saya. Suami saya jarang lihat-lihat kaki saya. Jadi lihat apa dong? Tanyanya. Mau tau aja.

testimoni seorang sahabat

***

Manusia pertama yang membuat tulisan khusus tentang diriku....
mari kita sambut kehadirannya.....
Terimakasih untuk sahabatku tercinta,
Irenaaaa Puspaaaa....wardaniiiii... horeee....



Sebuah Testimoni Sederhana Untuk Salah Satu Sahabat Terbaikku (Kategori Best Friend FB story)
Share
Today at 6:06am
Sebenarnya agak bingung juga kalau harus menceritakan salah satu saja kisah antara saya dengan para sahabat saya, karena buat saya keberadaan semua sahabat saya itu sama berartinya tidak ada yang paling hebat atau paling buruk,karena mereka semua memiliki keunikan juga kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang amat sangat berbeda satu dengan lainnya, dari kelebihannya saya jadi banyak belajar menjadi lebih baik, dan dari kekurangannya saya jadi merasa berarti, karena itu artinya ada peran saya yang harus saya isi sehingga saya bisa mengisi celah kurangnya sahabat saya itu dan disitulah saya menjadi merasa berguna, tapi karena tuntutan event ini harus memilih satu kisah saja, dengan kategori harus kenalnya via Facebook, artinya bukan teman sekolah atau teman kuliah, akhirnya pilihanku jatuh pada sahabatku yang bernama Irma Vitriani Susanti.

Awal perkenalanku dengan dia,rasanya hampir sama seperti perkenalan saya dengan teman-teman saya yang lain yang ada beberapa juga yang kenalmya hanya via FB, hanya yang berbeda, aku mengamati dulu cukup lama dia tampak wara-wiri, mengomentari status teman-teman saya yang kebetulan juga temannya, dan yang menarik, komentarnya itu lucu, jail, sekaligus juga cerdas, dari komentarnya terlihat dia orang yang sangat apa adanya, tidak seperti kebanyakan orang yang lain, yang selalu bertopeng ria di FB,tapi tidak dengan dia.

Akhirnya penasaran lah saya, kebetulan dari suamiku pun saya tahu, kalau ternyata dia juga pernah sekelas dengan suami saya sewaktu SMA, jadi tanpa ragu-ragu lagi, akhirnya saya add dia. Dan tidak perlu menunggu waktu terlalu lama juga, ternyata friend request saya langsung diconfirm, yang menunjukkan bahwa dia juga fesbuker sejati seperti saya,karena setiap ada notifikasi langsung direspon....hahaha...

Setelah make a friend dengan dia, saya langsung menelusuri wallnya, dan menengok wall dia saat itu rasanya seperti minum obat anti stress, karena status-status dia yang lucu, jail dan cerdas, yang waktu itu lumayan bikin saya tertawa ngakak. Lalu saya lihat dia juga punya blog...heem...tulisan-tulisannya pun sangat mengalir apa adanya, sedikit ngacaprak siy alias ngalor ngidul, tapi ngacapraknya kadang diselipkan hikmah yang lumayan touching...heem..

Akhirnya makin penasaran lah saya dengan pribadi seorang irma itu, sesaat setelah saya membaca blognya, untuk sekedar memperkenalkan diri dan menunjukkan saya ingin kenal dia lebih dekat,saya menulis komentar, dan dibalas dengan pernyataan begini oleh sang irma itu “terima kasih ibu palgunadi(nama suamiku) sudah mau membaca tulisan saya dan mengapresiasinya”, duh...ternyata sang irma ini bukan Cuma lucu dan cerdas, tapi juga rendah hati. Ehem...ehem...

Singkat cerita setelah make a friend dengan dia , saya mendadak rajin banget mengomentari setiap status-status dia, begitu juga dia,sering juga mengomentari status-status saya, dan karena hampir setiap hari berinteraksi, akhirnya saya dan dia seperti dua orang yang sudah lama kenal dan dekat, dan interaksi kita yang tadinya baru sebatas tukar komentar, meningkat ke chatting, hampir setiap hari kita mengobrol via chatting, dari interaksi-interaksi itu akhirnya saya merasa, saya mempunyai banyak kemiripan sifat dengan dia, yang setelah ditelusuri, kita berdua ternyata berulang tahun di bulan yang sama dan hanya selisih 13 hari saja, jadi mungkin gara-gara itu sifat kita jadi sedikit mirip yaa....*garuk-garuk kepala...eung...emang apa hubungannya...yaa....??*..ah anggap saja ada hubungannya yaa.

Setelah beberapa bulan berinteraksi lewat dunia maya, akhirnya datang juga kesempatan untuk kopi darat dengannya,tepatnya di bulan ramadahan, yang bertepatan juga dengan momen ulang tahunnya,dan beberapa hari sebelum hari ulang tahunku. Pertemuan saya pertama kalinya dengan dia di dunia nyata, akhirnya disepakati bertempat di apotek mungil tempat dia bekerja sebagai apoteker, dengan acara tukar kado,dia memberi saya buku berjudul “la Tahzan for mother” Asma Nadia, sedang saya memberinya kain khas Kaltim. Duh gombal banget yaa pake acara tukar kado segala...hahaha...yaa sebenarnya awalnya karena saat dia berulang tahun, saya adalah teman dia yang paling pertama memberinya ucapan selamat ulang tahun di wall dia di FB,padahal tanggal ulang tahun dia ditutup,dah gitu saya ini kan hanya mengenal dia di FB(dan kayaknya itu cukup bikin dia terharu deh...hihihi...ssts..sebenernya saya juga ga segitu care nya juga siy,secara saya kan memang fesbuker sejati,jadi memang selalu paling pertama kalau kasih ucapan selamat ulang tahun teman-teman di FB...eh tapi jangan bilang-bilang dia yaa...haha),sehingga dia saat itu berjanji akan memberikan saya sebuah buku sebagai hadiah wallprize (itu istilah yang dia bikin,klo biasanya doorprize,karena kejadiannya di wall akhirnya disebut wallprize).Nah gara-gara itulah akhirnya saya juga berinisiatif memberinya kain khas kaltim, sebagai kenang-kenangan juga.Saat pertama bertemu dengannya di dunia nyata,beberapa menit pertama,kita berdua agak jaim,tapi menit selanjutnya suasana langsung cair, dan kita langsung mengobrol layaknya dua sahabat lama yang sudah lama tidak bertemu.

Setelah pertemuan kopi darat itu, akhirnya interaksi pertemanan kita meningkat lagi,menjadi via sms dan telepon. Kita berdua seolah seperti memiliki ketergantungan satu sama lain sehari-harinya, apalagi dari interaksi kita itu akhirnya terbongkarlah “kartu” kita masing-masing, yang menurut teori kekalnya persahabatan versi Andrea Hirata,yang diceritakan irma, ya memang harus saling memegang “kartu”, karena ternyata “kartu” itulah yang memang sangat mengikatkan kita satu sama lain....hihihi (isi kartunya seperti apa?? Maaf tidak untuk dishare disini). Saking seringnya kita kontak,aku sampai merasa kalau dia itu tinggal dekat saya,padahal kita ini terpisah jarak sangat jauh yang dipisahkan laut jawa,karena dia tinggal di pulau jawa,saya di pulau kalimantan.

Suatu saat ada sedikit cerita mengharukan yang irma bagi buat saya, yaitu ketika tanggal 19 April yang lalu, dia men tag saya di wall nya untuk sebuah tulisan di blog nya tentang salah satu sahabat SMA nya. Sahabatnya itu bernama Rika Hafsyah,dari tulisan di blognya aku dapat mengambil kesan,Rika bukan orang biasa,dia sangat solehah,dan terjaga sekali akhlaknya,dia dan irma dulu sebangku,sehingga irma pun sudah merasa menjadi bagian hidupnya. Namun ternyata sahabatnya itu sudah gugur syahid saat melahirkan anak pertamanya,yaitu tepatnya setahun yang lalu sebelum tulisan itu ditag di wall saya,yaitu tanggal 19 April 2009.Membaca tulisan itu saya menangis, duh ternyata sahabatnya yang gugur itu memang luar biasa,tiba-tiba ingin sekali peran saya bisa seperti Rika juga dimata seorang Irma,walaupun tentu saja bukan karena kesolehan saya, tapi minimal dengan kedogolan saya lah, saya bisa tetap ada di hati Irma,sampai akhirnya terucap dari mulut Irma yang diwakilkan via komentarnya di wall saya,”walaupun saya belum pernah sebangku denganmu,karena kita tidak pernah satu sekolah,tapi kita masih bisa sebangku di surga nanti,menyusul Rika yang sudah tenang disana”.Kalimat sederhana yang dalam yang sekaligus juga aneh,karena kita berdua memang jarang sekali mengobrol dengan bahasa seserius itu, tapi akhirnya bisa membuat saya menangis haru dan mengamini kalimatnya dalam hati.

Semoga Allah mendengar do'a kami berdua itu dan terus memelihara persahabatan kami ini tetap tulus apa adanya sampai kapanpun,....aminn.


***
so sweet...

Sabtu, 19 Juni 2010

latihan menulis

***
"Gak cukup LPKJ yang dulu itu Teh?" kurang lebih begitu komentar Amel, salah satu adik kelas saya waktu SMA dulu, di status saya tentang pelatihan menulis.

Hahaha.. LPKJ, ya ya.. saya baru ingat kalau dulu saya sempat ikut pelatihan menulis waktu SMA kelas 1 oleh kakak kakak angkatan saya di Majalah Tiga.
Latihan Penulisan dan Keterampilan Jurnalistik kalau tidak salah kepanjangannya itu. Saya pun dapat sertifikat, entah saya simpan di mana. Dan jujur saja saya lupa dulu diajarin apa.

Yang saya ingat hanya angin ngagelebugnya di salah satu saung Dago Tea House, tempat kami melaksanakan LPKJ.
Pesertanya tidak banyak. Hanya beberapa orang yang lulus seleksi, dan kemudian setelah itu diseleksi lagi, hingga saya berhasil masuk M3 Crew.
Sebuah kelompok yang rasanya elite dan eksklusif karena satu angkatan ternyata yang diterima hanya enam orang. Saya, Dyah, Alfa, Diwan, Yada, dan Budi.

Dan sepanjang siang tadi saya kembali ikut latihan menulis. Materinya sederhana dan barangkali setiap orang juga hanya diingatkan saja.
Kebetulan pesertanya hanya 7 orang, sehingga pelatihan lumayan efektif dan komunikatif. Setidaknya gak ngantuk karena saya si tukang nyeletuk bisa komen seenak perut. Ya buat ngerame ramein aja gitu, daripada diem diem jaim.

Pertama,tanpa ba bi bu dan belom juga kenalan, Bang Aswi sang tutor membagikan kertas dan bolpen, kemudian meminta kami langsung menulis. Temanya tentang pengalaman pagi sebelum tiba di tempat pelatihan. Waktu dibatasi hanya 5 menit.

Hoahaha.. hasilnya? tentu saja garing sodara-sodara. Beginilah yang saya tulis:

Sempat bingung, jadi dateng apa enggak.
Tergoda lihat suami dan anak-anak ada di rumah. Mendung pula.
Saya enggak biasa 'ngerjain' suami. Nitip-nitip jemuran, makanan, ataupun gas elpiji yang tepat subuh tadi habis.
Maklumlah suami gak biasa ngerjain kerjaan tetek bengek di rumah kayak gitu.
Banyak alasan lah jadinya yang bikin saya males, sampai akhirnya malah suami yang nyuruh nyuruh saya pergi.
Bukan ngusir pastinya. Hehe.
Katanya ya minimal jadi tau.. tambah temen.. dst dst.
Ho..ho.. disuruh kayak gitu emmm.. maksud saya: disemangati seperti itu sama suami siapa yang bisa nolak?
Jadi semangat lagi deh.
Kalo semangat dan punya motivasi penuh ternyata memang segala yang jadi hambatan pada awalnya, terasa luruh begitu saja. Anak-anak jadi begitu mudahnya diatur.


Nah segitu tulisannya... fyuh fyuh... dipaksa pasang titik di awal menit ke enam.

Ada satu hal yang ternyata membuat semua merasa terganggu, yaitu karena kami harus menulis di atas kertas, sementara kami yang notabene adalah ibu-ibu fesbuker dan blogger ini terbiasa meloncat-loncatkan jari di atas keyboard komputer... heuheu.

Setelah itu kami mulai berkenalan, dan Bang Aswi, kakak angkatan saya di farmasi dan terbukti salah ambil jurusan ini pun memperkenalkan diri.

Berawal dari cuplikan sebuah film tentang penulis berjudul Finding Forrester, Bang Aswi mengingatkan kami bahwa yang namanya nulis, gak perlu mikir panjang dulu.
Lucu juga kutipan film itu yang diperankan oleh Sean Connery, katanya:

"Go ahead! Write! No thinking! That comes later! You write your first draft with your heart. You rewrite with your head. Just write! Think comes later!"

Terus apa cenah ya.. hihi.. gak ketulis semua sama saya.. ya pokonya gitu lah. Mau nulis? ya nulis aja. Jangan bilang gak mood untuk nulis, karena itu mah ya males aja namanya.

Dari seringnya menulis, kita jadi lebih tajam dalam pemilihan kata, memperkaya kosa kata. Misalnya bagaimana kita bisa menceritakan yang namanya 'marah', dengan kata-kata yang menarik dan menyentuh pembaca.

Setelah itu kami diminta menulis lagi. Kali ini tentang apa saja. Waktunya ..hmm.. kayaknya lebih dari 5 menit sih, 10 menit kali ya tapi tetep hasilnya ya... garing juga :

Saya sedang duduk, entah ke arah mana ini. Tampaknya timur. Tak pentinglah itu. Yang jelas di hadapan saya sekarang ada rak berderet-deret berisi tumpukan kerudung bermacam warna, bermacam model dan ukurannya.
Sebagai akhwat normal ya siapa yang tidak tergoda melihat model-model kerudung terbaru di outlet ini.
Dari tujuh ibu-ibu yang ada di ruangan ini saya 90%.. atau 100% yakin kalau minimal sudut matanya melirik kerudung itu.
Beberapa orang di antaranya pasti menyentuhnya.. hehe.. seperti yang saya lakukan barusan.
Apa coba yang dipikirkan seorang akhwat yang datang ke outlet ini ketika menyentuh setumpuk kerudung?
"Modelnya bagus juga neh.. gue banget.. Naah warna ini nih.. cocok buat baju yang itu.. hmm.. harganya berapa yaa... whooo.. lumayan juga.. Duitnya? ada sih .. tapi mending beli kerudung atauuuu...."
Haaa.. biasa.. perempuan mikirnya kelamaan. Mungkin itu kenapa para wanita bisa berjam-jam keliling di mall atau Pasar Baru. Padahal yang dibelinya paling satu dua potong pakaian saja.
Itukah kelemahan wanita? Tidak. Justru itulah kelebihannya. Karena hal-hal kecil dan sepele akan mereka perhatikan.
Anak-anak dan suami mereka membutuhkan hal itu.


Lagi-lagi kami disuruh pasang titik.



Yang penting kita bisa menguasai ide. Ide datang dari ilham, dan dari ide bisa jadi sebuah tema.
Ide itu bertebaran di seluruh jagad raya. Banyak sekali. Bisa datang dari pengalaman, perenungan, mimpi, karya orang lain, baca buku, miara ayam, dst.
Bisa juga dari bisosiasi. Menggabungkan dua tema cerita menjadi tema baru, atau dua kata sehingga menjadi sebuah tema.
Dan kami diajari membuat pemetaan ide.

Setelah diajari pemetaan ide itu, lagi-lagi kami diminta menulis. Pun setelah diajari bisosiasi, kami diminta menulis lagi. Karya kami diminta dibacakan di depan dan mendapat apresiasi singkat.

Kemudiannnn.. kami dikenalkan pada sebuah agensi penerbitan Indscript Creative, dan nanti akan diinvite di grup Ibu-ibu Doyan Nulis.. weks.. agak agak gimana gitu ya nama grupnya. Tak lupa dijelaskan pula tulisan dan penulis seperti apa yang menjadi kriteria agar diterima di Indscript Creative (ada selaksinya tentu saja). Yang penting daftar dulu lah.

Ya temans, akhirul posting, hatur lumayan we, setidaknya kami tersemangati (lagi) untuk menulis, .. ketemu teman-teman senasib (ibu-ibu facebookers & bloggers),.. dan diberi sedikit celah untuk menampilkan tulisan kami di hadapan publik. Terserah apa kami akan memperlebar celah itu atau tidak. Tergantung motivasi kali ya.

Sekian dulu share nya. Eeeeh.. satu lagiii... kita harus banyak MEMBACA kalau ingin banyak MENULIS.
Ada pertanyaan?


***

Jumat, 18 Juni 2010

saya menulis

***
Tertarik dengan buku-buku terbitan Lingkar Pena asuhan Mbak Asma Nadia, maka saya pun melengkapi koleksinya. Hingga akhirnya saya sampai ke salah satu bukunya yang berjudul "muhasabah cinta seorang istri". Judul itu satu-satunya dari sekian buku yang pernah saya baca yang menurut saya agak mengecewakan. Tema yang diangkat di setiap babnya terlalu 'biasa' dengan gaya penulisan yang biasa pula. Biasa dalam buku itu artinya tentu saja jauh lebih hebat dari seluruh tulisan saya di blog ini.
Hanya saja untuk diterbitkan sebagai sebuah buku, saya sebagai pembaca agak menyesal membelinya.

Tak apalah.. setidaknya dari buku itu saya bisa ambil hikmahnya walau agak jauh. "muhasabah cinta seorang istri" berisi tulisan-tulisan para wanita muda, mapan, berpendidikan, dan beranak satu atau dua saja, yang punya kesempatan dan kemampuan menulis, menceritakan pengalaman 'indah'nya.

Gak apa-apa kan? ..iya gak apa-apa...

Cuma saya ko jadi inget temen-temenku yang dikaruniai kemampuan dan keikhlasan untuk punya anak banyak, tapi terpendam di rumahnya tanpa sempat akses jejaring sosial manapun. Entah karena tak punya fasilitas, ataupun memang gak kepikiran.
Ataupun kebalikannya.. yang sibukkk bekerja di luar rumah pergi pagi pulang petang tanpa sempat berlama-lama dengan putra-putrinya, apalagi menulis.
Atauuuuu... yang sedang stress karena tak kunjung dikaruniai anak... tapi tetep dia gak bisa nulis juga.

Saya merasa kalau setiap wanita itu butuh bercerita dan/atau mendengarkan cerita orang lain. Karena jadi perempuan itu bisa dibilang stressnya luar biasa kalau dipendam sendiri. Beban banyak peran yang mengharuskan dia multiasking dan multitasking. Capeeeee...

Ya kalaupun dia gak bisa cerita, baik menulis maupun ngobrol, mungkin keimanan yang tinggilah yang membuat dia bisa survive, sehingga dia telah sampai pada kenikmatan mengadu pada-Nya.
Saya? belum bisa seperti itu.

Bersyukur saya mungkin jadi salah satu wanita yang seperti tadi saya bilang, kategori wanita yang punya cukup fasilitas, kemauan (entah kalau kemampuan) untuk menulis, dan punya kesempatan untuk itu.
Walau sekalinya menulis, tak urung beberapa tugas lain tak bisa saya selesaikan dengan baik. Habis menulis rasanya legaaaaa... kalo terlalu narsis ya saya simpan di blog ini saja. Tapi kalo cukup lucu dan bermakna, ya bole de share di ef be ..

Khas tulisan saya (kata orang) adalah menghibur. Kocak. Bikin ngakak.

Fyuhhhh... barangkali saking kosongnya otak saya sampai saya gak bisa nulis yang ilmiah dikiiiittt aja, yang bikin orang jadi tau dan mikir gitu. Bukannya cuma ngakak. Katanya lulusan SMA 3 Buandduuungg, plus bergelar sarjana I Te Bueee, tapi ya kok tulisan gitu-gitu doang.

Waktu SMP, bikin tulisan di mading... ehhh.. temen-temen pada senyam senyum.
Gak jauh juga waktu SMA nulis di mading, majalah sekolah, majalah DKM, sampe ke buletin kelas... masih juga bikin ketawa ketiwi temen-temen.
Parahnya pas jadi aktivis salman dan notabene kuliah di ITB, saya nulis di bukom karisma, dan buletin karisma salman, ... weleeeeh.. pada ngakak juga tu orang-orang.

Dan di jaman fesbukan geneeeee... ada yang iseng ngeYM saya: "Teteh, status teteh lucu-lucu ihhh.. pengen ketawa aja bacanya"
Beu.. cik atuh sekali-kali ada yang bilang tulisan saya menyentuh, sarat hikmah, dan mengharukan... wkwkwk...

Ya sudahlah, barangkali kapasitas tulisan saya memang buat jadi lawakan aja..
Karena memang buat saya hidup itu kalo dilihat-lihat ya kok banyak lucunya. Saya seneng aja kalo orang bisa lihat sisi sisi lucu dari hidup ini.. halah.

Menulis juga buat saya adalah rekaman kehidupan saya dan orang-orang di sekitar saya. Membaca tulisan-tulisan saya di masa lalu sama menyenangkannya dengan melihat foto-foto kenangan.
Selalu ingat perasaan saya saat itu, settingnya, para pelakunya, dan diam-diam saya pun terkikik-kikik sendiri. Pengalaman kacrut bikin saya malu. Perasaan mellow meledak-ledak yang bikin saya mesem-mesem sendiri. Dan tak lupa juga hikmahnya yang sering tak terungkap di tulisan atau foto itu sendiri.

Ikut latihan kepenulisan? Udah daftar. Pelaksanaannya besok. Dan ikutan yang biasa aja, 50 ribu rupiah untuk beberapa jam. Bukan pelatihannya Asma Nadia yang 350ribu.

Tujuannya dua: membuat saya semakin semangat menulis, dan ingin tau bagaimana caranya nembus penerbit.
Jadi penulis dan tulisannya diterbitkan?
dibaca publik?
siapa yang gak mau. Apalagi kalau memang dapet duitnya, honor menulis.
Jadi inget ada satu-satunya.. sekali-kalinya... tulisan saya diterbitkan oleh PR kecil, dapet duit 25rebu jaman SMP... seneeeeeng pisan.

Tapi itu bukan .. sama sekali bukan tujuan utama saya menulis selama ini.

Gak kebayang kalau tulisan saya dikasih deadline, dan saya harus mengungkapkan hal-hal 'bermutu' agar layak dibaca, yang barangkali tidak se'mutu' saya sendiri pada aslinya.. hahaha..

***

Kamis, 17 Juni 2010

Komen Fiii...

***
Lagi asyik asyiknya fesbukan, tapi sholat harus ditunaikan
Sholat Ashar berjamaah dengan Sofi
Sofi pun seperti biasa telah mengenakan mukena putih berbordir motif strawberrynya.

Saya biasa meminta Sofi segera komat (iqamah) setelah segalanya siap.

Biasanya saya bilang gini:
"Komat Fiii..."
tapi kali itu entah syaithon facebook dari mana yang datang hingga saya malah bilang ke Sofi:..
"Komen Fiiii..."

------- oooooopssss -------- @#$%%^!!!!

Walhasil saya ketawa guling-guling dulu sebelum sholat
meninggalkan Sofi yang berdiri mematung tak mengerti apa yang telah terjadi pada uminya

whahahaha...

Dasar si umi kacrut ya Fi... dooh... jadi ngebayangin malaikat mencatat apa di kitab amalku... huhu...


***

Sabtu, 12 Juni 2010

kagum

***
Sedang mengamati teman-teman saya, dan orang-orang di sekitar saya
dan saya tiba-tiba terkagum-kagum pada mereka
ada yang hebat dengan kesabarannya
ada yang hebat dengan semangatnya
ada yang hebat dengan istiqomahnya

Bukan urusan saya kalau semua itu hanya kamuflase
hanya tulisan di facebook, obrolan di ym, atau update blognya
kenyataannya bisa jadi berbeda seratus delapan puluh derajat dari apa yang mereka upload di dunia maya

biarlah... anggap saja semua tak dibuat-buat
yang jelas saya paling kagum dengan orang yang tetap tampil apa adanya

***