Rabu, 27 Februari 2013

Posting ke 4 - Sembilan Minggu - takjub

***
Melahap sebuah buku yang saya pinjam dari Inay. "Having a Baby" tulisannya Dr.Oz.
Bukunya keren, dalem, bahasa ginekolog yang bisa dicerna oleh orang awam, gak ngebosenin.
Banyak hal yang saya baru tau dari buku itu tentang kehamilan, padahal saya sudah punya anak dua :D
Banyak tau, banyak takjubnya juga. Sampai sering berkaca-kaca, betapa Allah menciptakan banyak detil keajaiban dalam tubuh saya yang sedang hamil ini.
Dari ujung kepala sampai ujung kaki semua berkoordinasi untuk memberi yang terbaik pada si janin layaknya sebuah pabrik yang amat besar dan kompleks, tapi semua tertata rapi.

Mengetahui tentang betapa hormon dari plasenta itu bisa mengatur gula darah, insulin, dst sehingga si janin kebagian gula yang cukup. Adanya hormon-hormon lainnya yang mengatur ini itu ...sampai sampai ada juga hormon yang membuat si ibu bakal sayang banget sama bayinya. Wooooww..

Penyajiannya banyak dalam bentuk bagan unik berupa komik yang lucu, sampai kebayang banget apa yang terjadi dalam tubuh. Ilmu anatomi fisiologi manusia juga farmakologi yang di kuliahan dulu itu lumayanlah membuat saya rada ngeh gitu dengan beberapa istilah dan hubungan antara fungsi bagian tubuh yang satu dengan yang lainnya.
Asyik banget bacanya.

Dan .. dulu kita pernah jadi si janin itu ya, di perut mamah! Ugh, kerennyaaa...
Bener bener segala puji hanya bagi Allah Tuhan Semesta Alam.. Setitik ada yang salah saja dalam pengaturan di tubuh ibu hamil, jeprut deh si janin.

Elus-elus perut. Sehat ya dede janin satu dan dede janin dua..
Meskipun emaknya masih kembung dan u o melulu, tetap saja ini pertanda sehat dan wajar, sebagai mekanisme tubuh ibu yang, katanya, biar gak makan sembarangan.

oke deeeh :)
***

Senin, 18 Februari 2013

Delapan minggu - and this is my wow world

***
Tiba di usia (jelang) delapan minggu. Ujiannya banyak. Mual sudah jelas. Muntah ada juga. Tapi mual itu selain karena masalah hormonal, seringkali juga karena masalah psikologis. Mikir yang sedih-sedih, mikir yang ruwet ruwet. Mabok dah.

Banyak tawaran-tawaran yang mesti saya tolak. Saya, lebih baik berkata tidak, daripada bilang iya lantas tidak komit. Contohnya ya jadi panitia seminarnya IAI untuk tanggal 31 Maret nanti. Pengen bantu sih. Tapi kalau dengan bantu itu saya mesti ke sana ke mari nyetir, gak bisa juga. Bahkan untuk nyebarin publikasi via sms, nerima pendaftaran via sms pun lebih baik engga deh. Sekian dan terimakasih pokoknya.

Komitmen saya cuma untuk yayasan sbm, apotek ms, dan rumah. Itu aja. Lainnya no no dan no. Tawaran makan bolehlah.

Membatasi dunia ternyata memberi saya dunia baru yang saya namakan wow world. Dunia yang tidak terbayangkan sebelumnya. Kadang sumpek sempit, kadang menyenangkan dan membuat saya merasa wow. Gak nyangka juga kalau dengan mempersempit dunia sedemikian rupa saya lumayan 'stress' karena gak bisa lompat lompat ke satu tempat terus ke tempat lainnya, sekaligus merasa elektabilitas menurun. Haiyaaah.. partai kalipun.

Melihat rumah berantakan pasca mual seharian itu mendatangkan pula kemualan yang baru. Makanya rantainya mesti diputus. Hari ini pelan-pelan mau beresin rumah. Manfaatkan masa segarmau sebelum datang masa mualmu. Mottonya mesti kayak gitu kali.

Oya kemaren juga tersemangati nonton kickandy. Andy F. Noya mewawancarai pasangan yang menanti hadirnya buah hati sampai belasan tahun, bahkan sampai 21 tahun., dan akhirnya mreka punya anak. Membuat apa yang saya alami sekarang ini is really the wow world. AlhamduliLlah.
#pukpukperut.

***

Senin, 11 Februari 2013

Si Kembar Tujuh Minggu

***
Lanjutan dari posting saya dua minggu lalu.

Iya, memang janin dalam kandungan saya ini, kembar. Kembar tidak identik. Dua sel telur yang berhasil dibuahi oleh dua sperma. Tentu saja sperma dari lelaki yang sama (atuh lah). Begitu ya kalau kembar tidak identik teh? Cmiiw.

Tadi saya lihat lagi mereka, kedua janin itu, via USG di RS Al Islam. Dokter Delle dan seorang bidan tampak sumringah melihat layar monitor. Tampak di sana dua kantung berbentuk mangga. Masing masing di dalamnya ada bayangan sesosok gumpalan, yang katanya, sudah menunjukkan tanda-tanda kehidupan. SubhanaLlah.

"Sehat Dok dua duanya?", saya yang tidak mengerti angka-angka ukuran yang disebutkan dokter Delle kepada bidan, dan disalin oleh bidan di kartu rekam medik, hanya ingin tahu satu saja, sehatkah keduanya?
Dokter bilang ya, dengan ekspresi "everything will be all right". Begitu pula ekspresi bidan yang tampak senang. Itu cukup bisa menepis segala kekhawatiran saya.

Ah.. dokter kandungan, perawat, bidan, adalah para "working mom" yang saya dukung penuh bila mereka bekerja di luar rumah seperti di rumah sakit ini. Apa jadinya jika dokter, bidan, ataupun perawat ini laki-laki semua? Barangkali saya tidak pernah mau membuka perut untuk USG bahkan tidak mau untuk ngangkang melahirkan. Hiiiy....
Hadoh, pikiran ngaco pisan ya. Tapi emang tadi kepikiran.

Dokternya cerita, ternyata beliaupun punya anak kembar. Ke 4-5 katanya.
"Waktu itu usia dokter berapa?", tanya saya penasaran.
"Tiga puluh sembilan", jawabnya sambil tersenyum.
Fiuuuuh ... dan diriku pun merasa muda. Setidaknya saya 'baru' 35. Hahaha.

"Ibu subur ya", kata dr. Delle, masih tetap dengan senyumnya.
Subur? Saya?
Saya cuma diam.
Seratus persen menjawab tidak dalam hati.
Sungguh saat itu saya hanya ingin menunjuk ke atas langit.
Hanya Dia Yang Ada di Atas Langit itulah, Allah, yang menghendaki semua ini terjadi.
Delapan tahun Dia tidak menghendaki ada adiknya Sofi. Dan sekaranglah bila Allah telah berkata "jadi", maka terjadilah si kembar ini.
SubhanaLlah.

Ya sekarang tinggal berjuangnya.
Melawan mual, lelah, dan malas yang luar biasa.
Bahkan saya cenderung anti jejaring sosial.
Lihat facebook gak minat sama sekali, apalagi pasang status.
Ngetwit masih ada lah.
Tapi rasanya tanpa jejaring sosial, tubuh ini pun sudah ramai sendiri.

Saya, Arif, dan Sofi, menamainya Dede Janin satu dan Dede Janin dua.
Sementara bapaknya sudah memberi nama.
Namanya: Anto dan Sartika.

Apaaaahhhh... Anto?! Sartika?!
Hahhhh gubrag ah.. terserah deh...
Yang jelas saya mual sekali hari ini.

***