Kamis, 27 Oktober 2011

Renovasi Rumah (4)

Tulisan sebelumnya: Renovasi Rumah satu(1), dua(2), dan tiga(3)

***
Yang namanya pindahan rumah, ternyata luarr biasa. Saya jadi tau barang apa saja yang tersimpan di rumah saya selama 8 tahun belakangan ini (sejak 2003). Wuihhh.. SubhanaLloh, ternyata banyaaak sekali harta saya. Baju, tas, sepatu, mainan, dan barang-barang kecil lainnya, yang barangkali selama ini hanya 40% saja yang terpakai.
Biasalah kalo punya barang maunya disimpenin. Dipake engga, dibuang sayang.

Beberapa barang akhirnya saya relakan untuk dibuang. Lebih tepatnya diberikan pada yang perlu. Siapa yang perlu? Mestinya ada. Karena apa saja yang saya taruh di depan rumah, hanya bertahan beberapa jam, setelah itu menghilang. Pasti diambil sama pemulung yang lewat. Ya seperti toples-toples plastik, atau wadah bekal makan/minum anak-anak yang sudah kotor berdebu, juga beberapa piring/gelas melamin yang sudah rusak. Pakaian-pakaian yang sudah bertahun-tahun terbukti tidak pernah dipakai dan terdapat semacam noda 'usang' gitu, saya pisahkan dan saya serahkan ke mamah. Mamah punya banyak kenalan orang kelas ekonomi tingkat bawah. Masih layak kok dipakai. Mudah -mudahan bermanfaat.

Setelah disortir.. masih banyak jugaa barang saya yang saya masih membingungkan. Buang jangan buang jangan.
Akhirnya hampir semua barang diangkut ke rumah mamah, bikin rumah mamah padat oleh harta kekayaan yang saya punya, kecuali lemari, kursi dan tempat tidur.
Dan buku.. berkilo-kilo buku punya suami saya itu saya simpan di kamarnya, di rumah orang tuanya. Hehe. Kalau milik suami, saya gak berani buang/ sumbangkan.

Dan hari ini, adalah hari ke 4 saya tinggal di sini, di rumah orang tua saya, dengan penuh kepadatan barang. Maklumlah rumah orang tua saya tidak terlalu luas. Takapa. Yang penting masih ada tempat bagi kami untuk tidur dengan nyaman.

Renovasi rumah sudah dimulai karena rancangan dari Bu Arsitek sudah jadi. Uang pinjaman sudah cair, dan para pekerja sudah siap.

Oya itu yang namanya pinjam uang dari bank, prosedurnya luarrr biasa. Saya dan suami merasa 'akad nikah' lagi di depan penghulu, namun kali ini akad pinjaman di depan notaris dan petugas bank.
Begitu banyak yang harus kami tandatangan, karena pinjaman suami untuk renovasi ini harus diketahui oleh istri. Dua puluh kali tandatangan ada lah, dan entah berapa kali juga kami harus mengeluarkan KTP selama proses ini.
Dan yang lucu, waktu suami ngeluarin buku nikah, si petugas banknya sampe harus mengamati kami satu-satu, meyakinkan bahwa foto yang tertera pada buku nikah itu adalah wajah-wajah asli Tn. Wiska dan Ny. Irma. Hahaha.. Bae ah yang penting wajah-wajah innocent kami ini bisa mencairkan sekian juta rupiah =)

BismiLlah.. 10 tahun ke depan, kami akan berkutat dengan pembayaran utang setiap bulannya. Mohon do'a semoga kami bisa melunasinya sebelum akhir hayat. Insyaa Allah. Amiin.
***

Selasa, 18 Oktober 2011

Renovasi Rumah (3)

Sambungan dari : Renovasi Rumah (1) dan Renovasi Rumah (2)
***
Jual mobil VW safari itu susah-susah gampang. Taun berapa itu ya. Keluaran Jerman 1974? Eh.. gak tau ah. Pokonya itu mobil tua. Bodinya udah gak enak dipandang mata, tapi mesin masih mulus. Saya yang gak ngerti urusan mobil apalagi mobil kuno, sempet pesimis, apa iya ada yang mau? Kalo dijual berapa ya? Dapet 5 juta juga lumayan kayaknya. Hehe.
Suamiku pasang tarif XX juta.. Hmm.. lumayan juga ternyata ya? Emang ada yang mau segitu -__-


Nawarin ke orang pertama, temen suami, tadinya mau, tapi batal karena uangnya mau dipake keperluan lain katanya.
Nawarin ke orang kedua, temen bapak, setelah lihat-lihat jadi gak minat.
Nawarin ke orang ketiga, tetangga, gak ada respon.
Nawarin ke orang keempat, kenalannya mertua.. ehhh.. mauuu katanya, walau hanya dapet 75% dari penawaran semula. Tak apalah.

Heee.. dipikir-pikir terharu juga lihat mobil itu dibawa pergi...
Gitu deh ya, kalo ada didiemin, kalo diambil orang langsung hati berdesir.. #eeaaa

Lumayan lah hasil jual mobil buat nambah-nambah ongkos pintu dan jendela rumah. Xixi.
Mobilku tinggallah si Mbahnya Carry, si Putih, si.. eta lah. Yang penting masih jalaaan. Kalem weh. Mun udah butuh mah engke jadi CRV lah, insyaa Allah.

Bagi Allah gak ada yang gak mungkin.

****

Sementara Bu Arsitek bekerja, saya beberes rumah sambil bingung.. ini kami ngungsi ke mana yaa selama renovasi.
Pengennya gak ke mamah, gak ke mertua juga...
Sempet nyari tempat penampungan,
Ke temen pertama yang rumahnya gak jauh dari rumah sini, denger-denger mau ke Australia bulan depan. Saya telpon dia, rumahnya dikontrakin ke saya deh... Dia bilang udah mau ditempatin adiknya.
Ke temen kedua yang rumahnya juga gak jauh yang punya beberapa ruko, dia bilang .. ada tempat di sini, tapi gudang.
Ke temen ketiga, nawarinnya gudang juga. Gudang yang bersih katanya. Hoho. Engga ah.

Ya sudah, diputuskan ke rumah mamah sadja... Ortu saya bersedia menampung kami. Huhu.. orang tua mana yang membiarkan anaknya tak punya tempat tinggal. Apalagi ini cuma sementara.

Oya sempet survei juga ke rumah ortunya Ipin yang baru renovasi setahun lalu. Dalam rangka studi banding juga. Lumayan banyak masukan. Tapi ngobrol sama ibunya, kok bisa ya mereka gak ngungsi? Mungkin karena rumahnya lebih gede, jadi ada tempat bernaung sementara area lain sedang dibangun.. hmmm.. riweuh kayaknya kalo saya gak ngungsi mah. Geus mah saya pan punya anak kecil..

Ya suud... beberes pun.. dimulai. Segala macem diangkutin ke rumah mamah.
Dooooh.. repot juga ya ternyata ngungsi teh...

(BERSAMBUNG)

Sabtu, 15 Oktober 2011

Renovasi Rumah (2)

***
Tulisan sebelumnya: Renovasi Rumah (1)

Setelah lebaran, saya, suami dan anak-anak berkunjung ke rumah sepupu. Putrinya bibi saya, namanya Teh Novi. Dia baru bangun rumah. Ceritanya studi banding gitu. Pengen tau aja rumahnya kayak gimana, dan berapa biayanya, dan lain-lain.

Hmmm... bagus juga rumahnya... dia renovasi juga. Bertingkat. Katanya habis xxx jutaan. Wew...
Kebetulan di sana ketemu juga sama kakak iparnya Teh Novi, namanya Kang Wenda. Dia yang ngerjain rumah itu, karena memang kerjaannya ya itu.. jadi mandor borongan :) Apa sih istilahnya. Pokonya masalah bangun properti, dia ahlinya.

Ngobrollah suamiku dengan suaminya Teh Novi, Kang Budi, dan Kang Wenda.

Pulang dari sana, suamiku jadi ngitung-ngitung, apa dengan biaya xxx juta (lebih kecil dari biaya renov rumahnya Teh Novi) cukup untuk bikin kamar dua di atas, kamar mandi dan ruang keluarga tambahan?

Mas Wiska jadinya minta saya ngontak temen saya yang arsitek, dan ngontak juga temen saya yang jadi kepala cabang sebuah bank syariah.
Kepentingannya tentu saja, gambar rancangan rumah sesuai biaya dan kemungkinan pinjam uang ke bank.

Kontak mengontak pun berjalan dengan baik.
Teh Irma (nama arsiteknya) adalah teman saya waktu SMA. Kakak kelas, tepatnya. Dia dulu jadi pelanggan apotek saya. Rumahnya memang dekat dari apotek, jadi silaturahim antara saya dan dia cukup terjaga. Dia bersedia datang ke rumah saya untuk sekedar lontar ide.

Andri (nama kepala cabang bank syariahnya) adalah teman saya waktu SMA juga. Beda kelas tapinya. Dulu deketnya karena sama-sama suka ke Salman waktu kelas 1. Nyambungnya lagi tentu karena facebook.
Dia langsung ngontak stafnya agar melayani saya. Huhuy dah. Dalam hitungan menit saya sudah ditelpon oleh seorang mbak-mbak stafnya Andri.

Segala sesuatu berjalan paralel...
Teh Irma dipastikan bisa menangani rancangan rumah yang kami inginkan, dengan perkiraan biaya xxx juta itu.
Dan bank syariah memberi penawaran yang bagus juga. Emm.. setidaknya cicilan pembayarannya cukup terjangkau selama 10 tahun..walau... heuuu...

Suami meminta saya mulai berhemat. Uang belanja harus dikurangi sekian ratus ribu rupiah per bulannya agar bisa membayar cicilan tepat waktu. Hiks hiks..
Beraaat.. tapi mestinya bisa..
Suamiku nanya lagi.. Bisa engga uang belanjanya dikurangi?
Saya jawab... bisaaaa (lah), insyaa Allah...
Laa haula sajalah.. Niatnya kan baik. Pun pinjamnya ke bank syariah yang semoga, halal.

BismiLlaah (lagi)..

Lanjut kontak Kang Wenda buat penjajagan, apa kira-kira dia bisa menangani renovasi rumah saya. Katanya bisa.
Terus .. tampaknya butuh dana tambahan nih..
Opsi berikutnya memang jatuh pada menjual mobil VW...
Baru tau ya saya dan suami punya mobil VW? Xixixi...
iya itu dia mobil kenangan.

Mobil yang dipake suami saya dulu buat datang ke rumah, ketemu bapak saya untuk pertama kali, yang datengnya bukan buat sekedar pdkt, tapi bener-bener to the point menyatakan maksud ingin melamar saya :)
Mobil yang mengantarkan saya kuliah saat masih pengantin baru.
Mobil yang membawa saya, Arif, dan Sofi, hingga tahun ke-7 pernikahan kami ...
Dan lebih-lebih lagi untuk suami saya, mobil itu adalah kenangan masa kecilnya bersama kedua orang tuanya :)

(BERSAMBUNG)

Rabu, 12 Oktober 2011

Renovasi Rumah (1)

***
Gak pernah terbayang uang dari mana itu saya dan suami bisa renovasi rumah. Duit abis melulu untuk keperluan sehari-hari dan anak sekolah. Boro-boro nabung. Tapi yang penting memang niat, dan meluruskan niat tersebut.
Niat utamanya satu, yaitu nambah kamar untuk anak, mengingat Arif/Sofi udah pada besar, dan sudah seharusnya kami memberi kamar yang berbeda untuk mereka.
Tapi kapan?

***
Namun jalan itu akan selalu Allah bentangkan pada saat kita memang benar-benar perlu dan benar-benar berniat.

Suatu hari sebelum bulan puasa, ibu mertua ngajak saya dan suami bicara. Katanya ingin mengajak kami umrah. Bertiga saja. Saya, suami, dan ibu.
"Tapi ibu denger katanya mau bangun kamar? Terserah mau dipake umrah atau bikin kamar uangnya?"
Hmmm.. gimana ya...
Kami pun minta waktu untuk berpikir.

Betapa inginnya saya menginjak tanah suci Makkah..
Mana saya belom pernah naik pesawat juga..
Terus kan ntar berdo'alah di sana sewaktu umrah..
Minta rumah bagus, mobil bagus..hehe..kan Insyaa Allah diijabah ntar..

Tapi kok ya rasanya aneh ya, saya terbang ke Makkah, sementara anak-anak memang sudah butuh kamar sendiri? Meninggalkan berbagai kebutuhan yang memang sudah penting untuk diadakan?

Saya lebih berat ke bikin kamar. Saya bilang ke suami, dan setelah suami sepakat, saya bilang sama Ibu, uangnya mau saya pake bikin kamar aja..

Giliran ibu yang mikir...

Rupanya Ibu ingin berangkat (lagi) ke Tanah Suci, tapi kali ini ingin ngajak putranya. Adik ipar saya udah jadi haji beberapa tahun lalu bersama suaminya. Ibu ingin melihat kedua anaknya bisa menginjak Tanah Suci Makkah.

Ibu jadinya bilang lagi "Ibu ajak Wiska aja umrah gak apa-apa ya, gak sama Irma? Jatah untuk Irma ibu jadiin buat bikin kamar"...

Ibu bilang, uang tunai yang ibu punya buat 'jatah' saya itu adalah sekian juta rupiah.. hmmm... memang cukup buat bikin satu kamar yang bagus.

--- baiklah Ibu, terimakasih banyakkk... banyak sekali----

Setelah itu suamiku jadi mikir jauh...
Ya bisa sih bikin kamar aja mah, tapi apa pantas naro kamar gitu aja di belakang?
Hmmm...

Keliatan deh kalo suamiku lagi mikir itu.. bawaannya bolak balik jalan jalan dari pintu dapur ke pintu ruang tamu, masuk kamar .. ke dapur lagi.. balik lagi.. Mirip setrikaan.

Maka keluarlah keputusan dari mulut suamiku..
RENOVASI TOTAL !!
BismiLlaah... hmmmm.... uangnya?
Uangnya dari mana, Mas? Sementara Ibu 'cuma' ngasih seperlima dari biaya yang kami butuhkan untuk renovasi total rumah....

(BERSAMBUNG)

Sabtu, 01 Oktober 2011

apakah saya emak2 gauuuulll??

***
Banyak yang bilang saya adalah ibu-ibu gaul. Pasalnya hanya karena saya rajin facebookan. Beuuh... alasan yang sudah tidak usum pisan.

Sementara saya merasa gak gaul, karena kalo ditanya soal lagu ama pelem, saya cengo. Hah? Lagu apaan? Pelem apa tu?
Bukannya saya sok alim gak suka pelem gak suka lagu. Saya suka nongton pelem, tapi sok gak peduli itu judulnya apa. Saya juga suka denger lagu tapi suka gak tau juga judulnya apa. Pokona nu kitu weh. Yang saya tau cuma rame dan tidak, enakeun dan tidak. Komo deui kalo harus hapal syair sama artis-artisnya mah.. ahhh teuing lah.

Mestinya mungkin juga gaul itu berarti berwawasan luas. Diajak ngobrol A sampai Z, nyambuuuung terus. Ngobrol tentang anak nyambung, ngobrol tentang ular nyambung, ngobrol tentang pecinta batik yang besok jalan di kawasan dago nyambung (nyontek ti @infobandung 54 detik yang lalu).
Ah bila gaul itu berarti berwawasan luas, itu bukan saya juga dong.
Saya mah da nyambungnya kalo udah ngomong masalah facebook dan twitter aja. Selain itu mah calangap weh.

Daripada saya ngukur-ngukur sendiri, saya ibu-ibu gaul apa bukan, lebih baik saya pasang status di FB, begini bunyinya:

Sedang nulis tentang "IBU IBU GAUL".. ayo kasih masukan, menurutmu IBU IBU GAUL itu ciri-cirinya apa sih?


Toga yang pertama komen, katanya 3B: bermobil, berbehel, dan berBB...
Bermobil, oke... aku (halah .. aku) bermobil. Tapi mobil saya mah da hijet 1000, embahnya carry kalo kata Bu Mita. Apakah itu gaul? Kayaknya galau itu mah ya? Mestinya honda jazz gitu loh, kalo ibu-ibu gaul. Kayak Bu Rena tuh.. hehehe.. *kiceup Renaaa, colek Honda Jazznyaa...
Berbehel? Ha? Apa behel memang jadi standar gaul ya? Hihihi.. #nutupmulut. Malu.
Saya pake 3 gigi geraham palsu. Apakah pake gigi palsu adalah gaul? Hahaha itu sih tanda-tanda penuaan.
BBMan? Iya saya suka isi BBM ke pom bensin. Sekian. No further comment.

Sementara Om Ipin bilang: Gak Galaw Gak Gaul.
Pembahasan: Urusan galau sih seriiiing... berarti saya gaul dooong. Hidup Galau!!
RT @RadioGalauFM Menceriana in galaure sano. Dalam Badan yang ceria, terdapat hati yang galau.

Terus kata Mas Eko, kalo ketemu temen lama, yang ditanya bukan nomer HP lagi tapi PIN BB..
Gubrag eta BB, keukeuh nya... hiks. "GUE KAGAK PUNYA BEBEEEE.. !!! beee....beee..." (adegan: teriak-teriak di tengah jurang, dengan suara memantul-mantul)

Usulan dari Dik Titi.. Ibu-ibu gaul adalah yang sering namu ke mall/ cafe? Emmm.. gak tau ya kalo pake standar yang ini, bisa jadi .. mm, saya setengah gaul. Coba saya data tempat makan yang pernah saya datengin di Bandung ya. 1. Warung Pasta 2. Baso Akung 3. Kopi Mata Angin 4. Atmosphere 5. Sushi Den 6. S28 7. Sebelahnya Sushi Den 8. Apa tu yang kambing-kambing itu di Riau 9. Kopi Lay 10. Steak..apa tu ya 11.Ada tempat steak lagi, gtau ah namanya 12. Timbel Jalan Mangga 12. Bloemen 13. Bale Gazeebo 14.Sebelahnya Bale Gazeebo 15. Ayam Goreng Suharti 16. Pizza Hut 17.KFC 18.McD 19.Bubur Ayam Mang Oyo 20. Bubur Ayam Pak Imon 21. Ampera 22. Makan-makan 23.Ten to ten 24. Ada lagi tempat steak yang di jalan Sumatra 25. Resep Moyang 26. Steak yang di Dipati Ukur .. hmm.. apa lagi ya.
Gaul engga tuh? hehehe... rata-rata saya ke situ karena ditraktir oleh para dermawan dermawati di kota Bandung yang diam-diam dalam hatinya mungkin bertekad mencanangkan "Menuju Irma Gemuk 2012"

Apa katamu WitRi? Suka arisan? Yang arisan di sana sini mah biasana kerjaan ibu-ibu 50 tahun ke atas yang pengen aktualisasi diri di luar pengajian. Saya gak gaul kalo urusan arisan. Arisan cuma ikut yang di RT. Itu pun dengan niat silaturahim sama tetangga. Hoho. Sungguh niat yang mulia.

Ada yang dalem nih kata Mbak Nina.. coba disimaks semaksimal mungkins:

Kalau siang hangout di mall, ngumpul2 dan makan2, kerja part timer atau full ibu rt..suaminya kaya, anak2 sekolah di full day school, itu sebabnya siang bisa hangout, ngerti bgt soal 'kekinian', selalu ikut pendapat terbanyak, semuanya diukur pakai 'gengsi' tapi itu ibu gaul dari sudut pandang lifestyle ya..
Nah ada juga dari sudut pandang anak, kalo menrt anak ibu gaul itu ibu yg ngerti jalan pikirnya anak, memahami dunia anak2nya, kalo jalan sm anak selalu milih ke tempat favorit anak, nyambung kalo diajak gosip soal Hanna Montana, Bruno Mars, seleranya dalam milihin baju anaknya pas bgt dengan selera anak, seringya sih ibu gaul model begini justru bukan tergolong ibu rumpi di sekolah anaknya, karena dia percaya anaknya bisa jaga diri di sekolaj..Nah, sekarang tinggal Irma mau nulis Ibu Gaul yg mana..hehehe..

Hm..Nulis ibu gaul yang mana ya? Ya saya copas aja lah komennya Mbak Nina, karena suami saya bukan orang kaya. Suami saya kaya hati karena sering makan ati (punya istri kayak saya gitu loh). Trus saya gak ngerti soal kekinian, dan saya pun harus googling dulu siapa itu Hana Montana dan Bruno Mars. (OMG.. betapa tidak gaulnya diriku).

Tampaknya status saya sudah menghilang dari beranda teman-teman atau mereka tidak ada ide sehingga tidak ada lagi itu komen tentang definisi ibu-ibu gaul.

Saya sendiri sih sebenernya pengen banget jadi ibu-ibu gaul dalam artian PUNYA BANYAK TEMAN.
Teman yang gak sekedar diukur dari bertambahnya friend list di facebook atau banyaknya follower. Tapi saya ingin punya banyak teman yang peduli dan menemani kita saat suka dan duka. Teman yang bertanya kabar walau sedang tidak butuh bantuan kita.

Saya mestinya gak terlalu peduli pada pandangan orang tentang betapa sempitnya wawasan saya tentang film, lagu, artis, politik, headline news, sepakbola...
Toh saya memang sebelas tahun terakhir berkutatnya cuman di urusan anak, suami, dan setrikaan. Sulit bagi saya untuk mencerna sebuah film dari awal sampai akhir jika yang ada di benak ini adalah urusan ntar anak dan suami saya makan apa, anak udah mandi apa belom, besok bekel apa buat anak-anak sekolah, etc etc.

Makanya memang saya nyambungnya seringkali jadi hanya dengan ibu-ibu, yang pertanyaannya gak jauh dari "Hari ini masak apa?", dan selanjutnya membahas pelajaran sekolah dasar.

Namun sungguh, bergaul dengan ibu-ibu di dunia maya itu membuat saya merasa bergaul pada tempatnya dan pada kapasitasnya.

Sekali-sekali memang saya suka juga ngobrol sama anak-anak muda. Tapi udahnya kadang bikin saya sedih juga. Kenapa saya asa teu nyambung. Pengen melipir nyusur pager terus kabur. Begitulah kira-kira rasanya.

Diskusi dengan Bu Mita (yang notabene ini anak muda juga loh, tapi tingkat kedewasaannya melebihi saya). Kata Bu Mita, gak ada orang yang bener-bener punya wawasan luas. Bisa jadi orang tampak cerdas dan berwawasan luas karena mereka pandai bicara, punya gaya bicara yang menarik sehingga menguasai publik yang mendengarnya, sehingga seolah-olah dia tau semua yang terjadi di muka bumi ini.

Sementara saya? Saya cuma pandai bicara dalam tulisan, karena gak ada yang bisa nyela saya, dalam note ini misalnya.
Di alam nyata saya lebih suka banyak mendengar. Jadinya tampak gak berwawasan luas. Padahal saya teh berwawasan wiyata mandala tau! #maksudlo -_-!

Ya gitu deh. Pokona buat saya mah, mau gaul mau galau, yang penting saya punya banyak teman yang peduli.
Adakah yang peduli padaku? #drama #sinetron #lebay #garing

Sori nya mun teu puguh. Da ini mah ngacaprak wungkul, berhubung tadi siang saya kebanyakan tidur, dan malam ini Bandung hareudang luar biasa.

Irma yang nyungsep di pedalaman rumah mertua, @Dago
malem minggu gak gaul gak maen padahal di Dago.
Posting di waktu dan tanggal yang cantik: 11.00 PM - 01102011.