Kamis, 30 Juli 2009

.. sembilan tahun berlalu..

***
30 Juli 2009, berarti sembilan tahun sudah kulalui hari bersamanya.
Cepat.
Terasa cepat waktu berlalu karena bersamanya kulalui hidup ini dengan mudah.
Senang susah pun rasanya mudah saja. Tak pernah ada konflik yang berlarut. Tak pernah ada bentakan. Tak pernah saling memendam rasa.

Atas izin Allah, aku dinikahi seorang laki-laki shalih. Tak semua wanita mendambakan laki-laki seperti suamiku. Tapi aku bersyukur bisa bersanding dengannya.
Ah.. suamiku memang tampak aneh di mata banyak orang. Penampilan botak tapi berjanggut. Terkesan cool dan sama sekali tidak romantis. Alergi debu dan dingin.
Seringkali pula bersin bersin kalau mandi pakai air dingin...

Whateverlah...

Yang jelas saya akui sampai saat ini dia adalah seorang laki-laki yang amat layak disebut sebagai ayah dan suami yang amat baik.
Tidak banyak bicara, tapi cintanya terpancar dari tanggung jawab dan kecerdasannya sebagai seorang laki-laki.
Tak pernah sekalipun dia mendahulukan kepentingannya daripada kami sebagai istri dan anak-anaknya. Tak pernah sekalipun dia marah karena kami mengganggu kepentingannya.
Marahnya hanya untuk mendidik kami karena kami adalah tanggungjawabnya.

Saya sampai lupa kapan terakhir suamiku bicara keras pada saya. Yang saya ingat, bila suamiku mulai mengingatkan kesalahan saya.. yang ada adalah takut. Ketakutan yang luar biasa. Jangankan dengan ungkapan kata. Tatapan ketidaksukaannya saja membuat saya ingin bersimpuh di kakinya dan memohon maaf.

Keikhlasan segala kata dan tindakan, barangkali yang membuat kharisma suamiku menjadi begitu bercahaya.

Komitmennya pada segala hal yang sudah menjadi pijakannya, adalah satu dari sekian banyak yang saya kagumi dari suamiku. Teguh pendirian dan istiqamah dalam keyakinan.
Itulah yang membuat bahtera rumah tangga kami tak terombang-ambing oleh angin sekencang apapun.
Membuat saya selalu percaya padanya. Ke manapun dia pergi, apapun yang dia lakukan, saya percaya bila semua itu adalah untuk ibadahnya sebagai seorang muslim.

Saya sama sekali merasa tak perlu mengecek wall facebooknya, tak perlu membuka hpnya.. karena saya, percaya padanya.

Hanya itu sepenggal tulisan saya, untuk suamiku.
Suamiku yang selama sembilan tahun ini mengenalkanku pada Mu.

Allah.. Allah...
berkahi kami dan sisa usia kami..
Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyatinaa qurrata a'yun
Waja'alnaa lil muttaqiina imaamaa...

-tulisan singkat saya di tengah merawat Sofi yang sedang demam hari ini-

***

Kamis, 09 Juli 2009

Ummi.. Gambatte Kudasai !!!

***
"Waah.. Umi semangat sekali yaa...mandiin Sofi.. gemes-gemes Sofi.. waaah wah wah", kata Sofi sambil geleng-geleng kepala.

Haaa...Tentu saja saya terperangah dengar Sofi bilang kayak gitu, apalagi melihat ekspresinya yang penuh kekaguman.
Hihi.. siapa sih yang gak seneng dipuji anak sendiri? Apalagi ini dinyatakannya dengan tulus, hanya di hadapan saya, tidak untuk membanggakan umminya di depan orang lain.

Hari itu saya memang sedang banyak kerjaan di rumah. Ya nyuci baju, nyapu, ngepel, cuci piring, mengejar waktu untuk bisa tepat waktu sampai di apotek jam satu siang. Otomatis hal itu membuat saya juga mengatur aktivitas anak-anak. Ayo mandi. Ayo makan. Sambil tanpa henti saya mengerjakan ini itu. Maklumlah mereka lagi liburan.
Barangkali selama saya 'berputar-putar' di rumah, Sofi memperhatikan semua yang saya lakukan. Dan muncul kekaguman dari dalam dirinya

Entahlah,...ternyata ungkapan Sofi itu menorehkan banyak hal di hati ini. Selain gaya bicaranya yang mirip orang tua memuji anaknya.. ada hal lain yang membuat saya banyak berpikir.


Memuji..

hmmm... memuji?
Ah.. bukankah itu sudah biasa dilakukan orang tua terhadap anaknya?
Orang tua jaman sekarang kebanyakan sudah bisa memahami mengenai bagaimana cara memotivasi anak, tentu tidak lupa untuk selalu memuji anaknya dengan cara yang baik dan proporsional.

Jadi inget film KING yang baru saya tonton di blitz hari minggu kemarin..
Ayah Guntur hanya bisa memarahi, sulit sekali untuk menyatakan pujian dan rasa sayangnya, hingga akhirnya Guntur menyadari kasih sayang ayahnya yang memang tidak bisa menyatakan cinta dengan cara verbal..

Tapi kita ternyata lupa ya untuk memuji orang tua kita sendiri langsung di hadapannya? Untuk saya sendiri, pasti kaku sekali. Sama sekali tidak biasa. Jangankan biasa, pernah pun tidak. Padahal begitu banyak hal mengagumkan yang telah mereka lakukan dalam hidupnya.

Saya sendiri sama sekali tidak berharap dipuji sama anak. Yang saya harapkan hanyalah segala yang baik dari diri saya bisa digugu dan ditiru oleh anak-anak saya. Sungguh hanya itu saja.
Namun ketika Sofi mengungkapkan pujian tulusnya, saya tak urung berbunga-bunga juga..
dan merasa lebih semangat lagi dan semangat lagi luar biasa.

Anak sekecil Sofi ternyata sudah bisa menilai ya.. apa saja hal positif yang sedang dilakukan Umminya. Sementara banyak hal negatif juga yang sering saya lakukan di hadapannya. Seperti bermalas-malasan dan membiarkan rumah berantakan.

Entah dia sadar atau tidak, tapi semakin besar usianya, pasti dia semakin menyadari bahwa kesalahan dan hal sia-sia yang dilakukan oleh seorang ibu, akan berdampak amat besar bagi keseharian keluarganya terutama anak-anaknya.

Saya bersyukur terlahir dari seorang ibu rumah tangga sejati yang sangat amanah, dan jadi menantu dari seorang ibu karir yang amat pandai membagi waktu antara pekerjaan dan keluarganya.
Seperti yang pernah saya ceritakan mengenai kedua ibu saya ini empat tahun lalu dan dirilis ulang di blog ini (heu.. masukin link kok gagal ya).

Terus.. bagaimana hubungan erat tak terpisahkan antara ibu dan facebook seperti yang telah lama 'disadari' oleh para fesbuker di dunia??
Hmmm... itu sih tergantung man behind the gun lah... Bagi saya sendiri facebook amat besar manfaatnya.. Banyak sekali. Tentu saja selama saya tidak lebay.
Kalo saya lebay, maka siap-siap saja laptop di depan saya ini yang paling keras mendorong saya masuk ke lubang neraka.
Na'udzubiLlahi min dzalik.

Dan Sofi... semoga anakku yang cantik nan baik hati ini menjadi seorang ibu dan istri yang shalihah bagi keluarganya kelak..
Amiiin...

***