Minggu, 29 Agustus 2010

penipu kelas dodol

***
Rasanya emang pernah denger modus penipuan begini. Tapi bener-bener gendok ternyata kalo kita sendiri yang kena. AlhamduliLlah gak sampe kena tipunya.

Tadi .. malam jam 8-an, seperti biasa saja kami - saya, suami, arif, dan sofi ada di rumah. Dan seperti biasa juga ada yang nelpon suami. Palingan dari temennya - gitu kupikir. Suami saya pun tampak serius ngobrol.

Dan di saat yang bersamaan nada dering GSM saya pun ikut-ikutan bunyi. Saya lihat di layar: "Tante Nia", adik ipar saya yang tinggal bareng ibunya (ibu mertua saya) di Dago. Baru saja tadi siang kami pulang dari sana.

"Assalamu'alaikum", sapa saya.

"Wa'alaikumsalam. Ir, Mas Ka ada?" tanyanya terdengar buru-buru.

"Ada, tapi lagi nerima telepon", jawab saya

"Ada? Oh.. mau bicara sama Mas Ka, bilangin penting", katanya lagi.

"Ya..bentar ya", dan saya serahkan hp saya ke suami yang masih 'asyik' ngobrol, sambil saya bilang,"Dari Nia.. penting katanya".

Saya kembali ke dapur sambil sedikit bertanya-tanya dalam hati, kok adik iparku nada suaranya aneh gitu. Bilang penting pula. Gak bilang apa-apa juga sama saya. Ada apa ya...

Terdengar suamiku bicara sama adiknya itu, diakhiri dengan "Iya.. gapapa kok.. nipu itu"

"Apaan sih?", tanya saya setelah suami mematikan hp.

"Ada yang nyoba nipu... Tadi yang nelpon saya bilang dari kepolisian,nyuruh matiin hp 30 menit, soalnya nomor ini terdeteksi tersangkut kasus narkoba (kurang lebih seperti itulah), terus tadi dia nelpon Nia juga, bilang kalo saya kritis di rumah sakit, kecelakaan, dan dia minta transfer uang", papar suamiku.

"Haaa? Dia nyebut nama Wiska, gitu??" tanya saya dengan sedikit terkagum-kagum. Kok bisa orang itu mendeteksi nomor hp suamiku sekaligus adiknya.

"Iya, dia bilang Pak Wiska", jawab suamiku nyengir.

Tak lama kemudian hp suamiku berdering lagi. Dari nomor lain tak dikenal (bukan nomor yang tadi), dan diangkat.. tapi dimatikan oleh si penelpon. Rupanya cuma ngecek apa suamiku sudah mematikan hp apa belum. Kemudian sekali lagi .. mungkin dia ngecek lagi.

Telpon berikutnya dari ibu, yang memastikan suamiku baik-baik saja.
Tak puas mendengar suara putra tercintanya, ibu nelpon saya juga, memastikan kalau semua memang tipuan. Suaranya terdengar lemes bangeeeettttt..... huhu...

Setengah jam kemudian, Nia ngesms lagi ke hp suamiku: "Mama msh agak2 kaget, lemes katanya. Ibu mana yg engga kl dikabarin anaknya kecelakaan dan kritis di rs? Besok pagi tlg mama ditelp ya. Thanks"

Kurang ajar memang penipuan kayak gini. Bener-bener bikin kaget, panik, heboh, dan ngejatohin mental orang. Kalaupun gak sampe ketipu, efek psikologisnya bisa agak panjang.

Semoga hati ibu segera ditenangkan. Semoga tak pernah benar-benar ada kejadian kecelakaan itu. Semoga si penipu dibalas perbuatannya dengan balasan yang setimpal dunia akhirat. Dan semoga gak ada lagi yang jadi korban penipuan dodol macam begini.

Bersyukur juga si penipu gak nelpon saya untuk mengabari suami kecelakaan.
Kalau dia nelepon saya, saya gimana ya??? Pingsan kali....

Hmmm...


Eh.. Enggak deng... ya pasti gue ngakak laaa... wong suami ada di sebelah... xixi.

Paling gue jawab gini:
"Suami saya yang mana ya Pak? Kalo suami pertama saya sih ada di rumah nih, lagi bobo-boboan...huihihi..."

***

Tidak ada komentar: