Kamis, 01 Juli 2010

bagaimana bahagia

***
Setelah dirundung banyak masalah (masalah orang lain, red) kemarin, hari ini saya menuai kebahagiaannya.
Ternyata benar... Allah akan memudahkan urusan kita jika kita mudahkan urusan orang lain. Allah akan melapangkan hati saat kita mencoba untuk mencari jalan bagi kesulitan orang lain. Allah akan memberi kita bahagia saat kita bisa membahagiakan orang lain.
Bahkan dengan membuat orang lain tersenyum karena senyum kita, maka rasanya kita bisa selalu tersenyum karena kita memang pada akhirnya diberiNya bahagia.

Saya ingin seperti bapak... Bapak mertua saya yang selalu tersenyum saat berhadapan dengan lawan bicaranya. Tak terkecuali putra putrinya sendiri.
Senyumnya selalu membuat lawan bicaranya balik tersenyum.
Ah... ajaibnya sebuah senyum. Selalu saja membuat saya merasa tenang di dekat bapak.
Bahagia.

Mungkin karena kebahagiaan orang-orang yang ada di sekitar bapak, maka bapak pun bahagia hidupnya.(selalu disertai do'a saya untuknya, semoga Allah memberi hidayah iman Islam padanya. Amiin)

Hari ini saya dengar kabar baik dari teman-teman saya yang kemarin dirundung masalah. Tiga orang yang telah memberikan kabarnya pada saya... semua bahagia, masalah mereka telah mendapatkan titik terangnya...
Walau masalah mereka yang selesai, tapi saya ikut bahagia.

Saya sebenarnya ingin tak peduli apakah mereka mengabari saya atau tidak. Apakah mereka ingat saya atau tidak, mengingat catatan berhuruf italic, bold, kalau bisa sih underline sekaligus... bahwa sayalah yang mendampingi mereka saat masalah itu ada.
Rasa itu tetap ada. Rasa ingin dihargai. Rasa ingin diingat. Rasa ingin dibalas.

Tapi kalau direnungkan lagi, betapa Allah memberi saya bahagia hari ini, justru bukan dari mereka. Bukan tiga orang itu yang membuat saya tertawa. Tapi saya bahagia karena hari ini banyak sekali hal yang saya syukuri dan membuat saya terbahak.
Bukan..sekali lagi bukan karena tiga orang itu saya bahagia.
Rasanya setiap celah di muka bumi membuat saya tersenyum hari ini.

Hmmm... memang padaNya saja kita layak berharap akan kebahagiaan itu.
Bukan dari manusia manusia yang telah saya buat bahagia.

Saya buat mereka bahagia?
Saya?
Lho?
Sekarang malah saya sangsi... hahaha.... ya ya.. bukan saya yang membuat mereka bahagia hari ini....
Jadi untuk apa juga saya berharap pada mereka ya?
Whahaha..

Barangkali Tuhan sedang mentertawakan saya di atas Arsy-Nya...
Allahu Rahman.. Allahu Rahiim...

***

Tidak ada komentar: