Sabtu, 27 Februari 2010

perhatikan rumput sendiri

***
Rumput tetangga yang lebih hijau itu mestinya cukup kita nikmati ya.. bukan berarti kita jadi pengen tukeran rumah. Karena kalau tukeran ternyata halaman kita nanti akan tampak hijau biasa saja, dan malah rumput di rumah kita semula yang tampak lebih hijau.
Bolak balik? Pundah pindah? Cape lah... geus we cicing di tengah jalan ngahalangan batur

Perhatikan dan pelihara saja rumput di rumah kita sendiri, dan sesekali lihatlah rumput tetangga untuk memotivasi. Biarlah rumput kita menjadi dirinya sendiri. Tak usah diomeli biar hijau seperti rumput tetangga.

Hidup memang hanya dinikmati oleh orang-orang yang pandai bersyukur. Bukan dinikmati oleh orang-orang yang selalu membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Hidup dinikmati hanya oleh orang-orang yang menjadikan sesuatu yang pasti sebagai ukurannya.. bukan menyandarkan diri pada sesuatu yang nisbi.

Oh Dunia... Dunia....
Jendela facebook sering membuat saya sadar betapa ramainya dunia ini. Masing-masing dengan perannya, dengan kostumnya, dengan segala yang dimilikinya...dengan rumputnya.
Membuat kita saling mentertawakan, saling menangisi, dan saling memberi, meskipun endingnya sama-sama mati.

Allah, saya ingin mengakhiri semuanya dengan satu status di hati yaitu:
bersyukur

***

Ohya.. ini gambar kiriman dari sepupu saya, Norman, yang berhasil mengabadikan status saya dan status temannya di YM... -lucu juga-...

1 komentar:

rena puspa mengatakan...

pendek, simple, tp daleeemm, setujua pisaaann....:-D