***
Telat datang bulan memang sesuatu yang amat jarang terjadi pada saya. Hampir tidak pernah kecuali kalau saya memang positif hamil.
Itu pula yang terjadi pada tanggal 20 Januari lalu yang membuat saya diam-diam membeli testpack dari apotek saat jaga.
Tanggal 21 Januari 2013 pagi periksa, ternyata memang positif.
AlhamduliLlah.
Enam hari kemudian, tanggal 27 Januari, hari Ahad, aktivitas saya padat sekali dari pagi sampai malam, membuat saya ngerasa gak enak hati, gak enak perut juga.
Besoknya langsung periksa aja ke Dr.Delle, Al Islam, seperti rencana saya sebelumnya. Maklumlah perusahaan tempat suami kerja adalah salah satu kontraktor Al Islam. Cari yang gratisan, kenapa tidak.
Dengan modal berat badan 43 kilo, lingkar lengan entah berapa cm, tinggi 152cm, dan tekanan darah 100/70, saya memasuki ruang USG.
Sudah pasrah benar-benar pasrah saat saya mulai dibuka perut dan stik USG ditekan.
Maklumlah pernah dua kali keguguran.
"Ada ... dua kantung kehamilan ya?"... "Ini ada dua ya?"
Dr. Delle sibuk meyakinkan penglihatannya kepada dua suster di dekatnya.
"Ibu ada keturunan kembar?", tanya salah seorang suster.
Saya bilang ya.
Hemmm.. Iya juga ya, keliatan itu kantungnya ada dua...
Kembar? -speechless-
"Ibu subur yaaa...", kata dokternya sambil senyum.
Saya -speechless-
Turun dari tempat periksa saya masih serasa melayang.
"Satu kantung 10mm, satu kantung 8mm. Normalnya 15mm Bu. Tidak usah minum obat penguat kandungan dulu ya. Ibu periksa ke sini 2 minggu lagi"
Saya menatap mata dokternya -speechless-
Dokter menatap mata saya, menunggu pertanyaan apapun yang akan saya ajukan.
Tapi saya tetap kehilangan kata-kata.
Akhirnya pamit.
Ngebbm suami, dan beberapa sahabat saat menunggu resep vitamin, sambil sesekali mengusap air mata. Doooh....
Perasaan saya adalah khawatir. Khawatir tingkat tinggi.
Seperti divonis mengidap suatu kelainan yang saya merasa tidak sanggup menjalaninya.
Yaa tubuhku kurus begini, walau alhamduliLlah sehat... masa iya dikasih dua janin?
Kalau nanti calon anak-anakku itu di perutnya gak keurus gimana?
Hffff.....
Setelah dapet support dari beberapa teman, saya akhirnya cukup tenang untuk bisa mengabari mamah dan ibu.
---
Allahu akbar. Kebesaran-NYA takkan dibatasi oleh tubuh saya yang kering kerontang.
Allah yang memberi amanah, maka Dia juga yang akan memampukan.
Insyaa Allah.
Maka mari kita berjuang, ya anak-anakku :)
BismiLlahirrahmaanirrahiim...
***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar