***
hoaaahmmm.... (heuay maksudnya)... dini hari begini euy..
setelah fesbukan, akhirnya ingin menyempatkan nulis di sini.
Mo cerita tentang perkembangan "snowman".. haha..
buat yang gak ngikutin, silahkan baca dulu postingan "snowman, benda padat atau cair? (1)"
Saya akhirnya gak ngajak ngobrol tu' bu guru. Tapi saya ngajak ngobrol bagian kesiswaan.
Alasan pertama: Saya gak punya kata-kata yang tepat buat Bu Guru. Kasarnya sih, kata-kata untuk 'menyalahkan' teori dia tentang snowman. You know lah, gw gitu.. yang orangnya lemah lembut begini, paling gak suka menyalahkan orang, membuat orang kalah telak di depan saya, membuat orang lain malu karena merasa dirinya salah. Sementara saya dengan penuh argumen dan dukungan fesbukers, sebetulnya bisa mengalahkan Bu Guru itu, setelak telaknya.
Teori yang dia pegang juga kan sebetulnya udah diungkapkan, so.. bisa jadi kami gak bisa 'ketemu' kalau bicara.
Alasan kedua: Ini bukan semata-mata teori fisika. Tapi lebih ke metode pendidikan yang diterapkan di sekolah ini. Jadi ya pembicaraannya mesti agak meluas dan melibatkan pihak sekolah. Tidak 'sekedar' Ibu Guru.
Alasan ketiga: Saya dekat dengan Bu Lely, bagian kesiswaan. Dia yang memperkenalkan untuk pertama kali pada saya, SD tempat Arif belajar ini. Maka saya memutuskan untuk bicara saja dengannya. Kebetulan Maziya, putrinya, sekelas sama Arif.
Akhirnya saya ungkapkan uneg-uneg saya ini pada Bu Lely. Bu Lely sendiri lupa kalau putrinya dapat PR ini. Mungkin Maziya mengerjakannya sendiri.
Bu Lely paham betul permasalahannya dan berjanji akan membicarakan hal ini dengan baik-baik ke Bu Gurunya Arif (dan Maziya), juga pihak sekolah. Bu Lely juga sepakat kalau snowman itu benda padat. Hehe...
Kalau Bu Lely janji.. ya saya percaya betul beliau akan menepatinya.
Saya tinggal tagih ntar kalo ketemu, bagaimana hasilnya.
Segitu dulu lahh.. beneran tunduh sekarang mah...
***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Snowman itu sebuah abstraksi yang berwarna-warni. Dia bukan benda. Snowman itu sebuah kontroversi yang bercita rasa. Dia bukan reraga.
Snowman itu sebilah bias yang berdaya guna. Dia bukan tak bermakna.
Snowman itu cair, mengalir seperti air mata kasih bunda
Snowman itu padat, diam seperti kukuh sayang sang ayah
Snowman itu putih, menggejala seperti cinta wangsa bagi generasinya
Posting Komentar