Sabtu, 08 Januari 2011

toelisan djadoelkoe (1) -live to give-

Siang itu kuakhiri kuliahku. Seperti biasa, dengan rasa lega dan seakan-akan terbangunkan dari tidur. Ngantuk berat soalnya.
Kulangkahkan kaki menyusuri koridor aula di sayap timur kampusku. Mataku melihat ke depan, namun pikiranku melayang entah ke mana.
Tiba-tiba pandanganku tertumbuk pada seseorang yang berjalan berlawanan arah denganku. Seorang laki-laki yang rasanya kukenal.
Refleks kutundukkan wajah. Takut ketauan kalo aku sebetulnya sedang berpikir, siapakah dia. ‘Ntar geer lagi dianya, kalo kupelototin terus.
Sekitar satu meter dia sampai di depanku, dan..
”Teteh ?”
Ops...dia memanggilku, ya? Kuhentikan langkahku, dan kulihat dia.
Subhanallah....ya..ya...tentu saja aku mengenalnya. Agak gugup aku mengucapkan salam sambil mengisyaratkannya dengan mempertemukan kedua telapak tanganku.
Dia adalah salah seorang guruku. Dua tahun dia menghilang, dan baru kali ini aku bertatap wajah lagi dengannya.
Kami mengobrol untuk sekedar basa-basi, menanyakan kabar masing-masing. Lantas...say good bye...
Terlalu singkat pertemuan itu, dibanding rasa ingin tauku tentang kabar dia selama aku berpisah dengannya.
Kembali kulangkahkan kaki ini, dengan sebuah pemikiran baru. Pemikiran tentang sebuah arti hidup kita, untuk orang lain.
Seseorang yang baru kutemui tadi, adalah seseorang yang telah memberiku sesuatu yang sangat berarti. Sesuatu yang pada hakikatnya datang dari Allah. Sebuah ilmu dan hikmah yang tidak bisa tergantikan oleh harta sebanyak apa pun.
Kupikir betapa jahatnya aku, karena selama ini jarang sekali kudoakan dia. Ingatpun tidak. Dan kupikir lagi, betapa beruntungnya dia, karena dia telah memberi sesuatu yang berarti bagi orang lain, akulah di antaranya. Meskipun aku tak pernah ingat padanya dan mendoakannya, namun aku yakin Allah-lah yang membalas segala pengorbanannya untukku.
Lantas satu persatu muncul di pikiranku, orang-orang yang begitu banyak memberi untukku. Orang-orang yang dengan tulus mengajariku tentang hidup dan kehidupan. Orang-orang yang telah menyampaikan ilmu -Nya, dan mengingatkanku dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Orang-orang yang menggandeng tanganku di sepanjang jalan hidup yang begitu terjal. Mereka menguatkanku, mereka menyemangatiku, walau kulihat sebetulnya mereka pun lelah dan bersimbah peluh. Namun mereka senantiasa tersenyum padaku sambil berkata, “Ayo...jannah menanti kita!”
Ah...pernahkah aku mendo’akan mereka? Memohonkan ampunan-Nya untuk mereka? Kuingat-ingat, rasanya porsi terbesar do’aku adalah untuk diriku sendiri. Untuk kuliahku, untuk rezekiku, untuk jodohku....Aku..aku..dan aku...tak sedikitpun kuingat mereka.
Lebih pedih jika kuingat lagi, apa yang telah kuberikan untuk orang lain?
Kenapa aku hanya bisa menerima, tanpa berpikir aku harus memberi apa. Tanpa berpikir bahwa kita harus mengajak orang buat rame-rame masuk surga?
Kini telah kulihat Islam, karena para mukhlisin itu menunjukkannya padaku. Tapi kapan aku jadi seorang yang bisa menunjukkan pula pada orang lain “Ini lho...Islam!”?
Seharusnya kutunjukkan Islam dengan apapun yang kumiliki. Senyumku, salamku, tatapan mataku, jabatan tanganku, lisanku, kerapihan pakaianku, kebersihan rumahku, ketenangan hatiku, hartaku.... Biar semua orang bisa tau, bahwa inilah ajaran Islam yang mulia. Tampaknya tak perlu banyak kata bila kita ingin menyampaikan Islam dengan kitab dan sunnahnya. Tak banyak cakap yang perlu diutarakan jika ingin menunjukkan indahnya Islam.
Aku ingin jadi hamba-Nya yang ketika berdiri di atas bumi ini menjadi jalan hidayah untuk orang lain, menjadi jalan ilmu, menjadi penunjuk jalan bagi orang-orang yang kebingungan, menjadi penghibur bagi orang-orang yang kesusahan. Singkatnya, memberi arti yang terbaik bagi orang lain. Bukankah Rasulullah junjungan kita telah bersabda “Orang yang paling dicintai oleh Allah adalah orang yang paling berguna bagi orang lain”?
Saudaraku, “Jika karenamu Allah memberikan hidayah kepada seseorang, maka hal itu lebih baik bagimu daripada unta merah (harta yang paling mahal) sekalipun” (Al-Hadits)
Terimakasih guruku, bantulah aku untuk menapaki jejakmu menuju Allah.....
***

Tidak ada komentar: