Selasa, 29 Desember 2009

give me one moment in time

***
Sudah lewat beberapa hari sejak saya menangis diam-diam malam itu. Tangis yang ingin dipecahkan, tapi tak bisa.. karena semua akan bertanya, dan saya pastilah tak kan kuasa menjawabnya.
Efek jangarnya masih saya rasakan hingga sekarang. Kepala rasanya baru terbentur tembok, dan mata ini serasa sembab terus.. padahal biasa saja.

Syukurlah malam itu saya punya sahabat yang bisa menyadarkan saya akan sebuah momen yang baru saja tiba. Mungkin kejadiannya biasa saja, bahkan barangkali hanya permainan rasa. Rasa yang hanya saya saja yang memainkannya. Rasa hancur, rasa terkoyak, rasa bodoh, dan rasa tercampakkan. Tapi itulah momen.

Terjemah bebas yang saya karang sendiri, momen adalah kejadian tertentu yang istimewa, memberikan makna luar biasa, dan bisa jadi merupakan titik balik bagi kehidupan seseorang.

Momen ternyata garing kalau dibuat sendiri. Asli ini pengalaman pribadi. Mau muhasabah taun baru, mau ulang taun, mau sebuah perayaan, tetep aja garing kalau menyengajakan tanggal itu dibuat sebagai momen.
Momen 'enaknya' datang dengan sendirinya sebagai sebuah lecutan, sebagai jawaban atas do'a kita agar selalu ada dalam penjagaanNya.
Mungkin sakit, mungkin juga tidak, tergantung kekebalan kita saat itu.
Hanya bagian hati yang bersih yang bisa menangkapnya sebagai aba-aba untuk sebuah perubahan. Tentunya ke arah yang lebih baik.

Momen bagai sebuah alat pembangkit energi aktivasi.
Bila telah meluncur dan mencapai kecepatan konstan, maka tetap butuh daya agar tak terhenti dan jatuh. Bila jatuh, maka kemungkinan terburuk kita hancur berkeping-keping, tak bisa bangkit lagi, dan kemungkinan terbaiknya adalah kita harus mengumpulkan energi aktivasi baru. Dan itu berat, kecuali ada momen lagi. Momen yang lebih besar agar kita bisa merasakan takut yang amat sangat bila kita jatuh lagi.

Ah cukuplah momen satu kali saja untuk membuat kita meluncur. Bila jatuh lagi dan jatuh lagi.. bisa jadi judulnya hanya jatuh bangun, tanpa bisa mencapai sesuatu.
Rugilah kita bila hidup hanya dipakai untuk jatuh melulu. Meskipun tak kan bisa dipungkiri, itu adalah bagian dari hidup.
Cukuplah sekali jatuh di tempat yang ini, dan jangan jatuh lagi di tempat yang sama.
Biar terlihat kalau hidup kita ada majunya. Tak selalu jalan di tempat.

Hari ini masih jadi hari kritis bagi saya.. berpegang kesana kemari agar tak ada kata jatuh. Sayang kalau jatuh karena momen yang sudah saya lalui bagus banget.
Gak terlalu nyakitin, tapi membawa perubahan cukup besar.
Membuat saya tau bahwa diri ini ternyata bisa. Bisa. Bisa.
Bisa, dan harus bisa dengan pertolongan-Nya.

... yuhuuuuuuu.....
... yes, I can !!
... zwing!!!
... I will be freee !!!

***

1 komentar:

rena puspa mengatakan...

jatuh bangun.....asa jiga laguna kristina nyak....hehe...ya minimal klo jatoh ge tdk pada lubang yg sama lah...biar ada variasi.....kqkqkqk....capeee deeehh