Sabtu, 19 Juni 2010

latihan menulis

***
"Gak cukup LPKJ yang dulu itu Teh?" kurang lebih begitu komentar Amel, salah satu adik kelas saya waktu SMA dulu, di status saya tentang pelatihan menulis.

Hahaha.. LPKJ, ya ya.. saya baru ingat kalau dulu saya sempat ikut pelatihan menulis waktu SMA kelas 1 oleh kakak kakak angkatan saya di Majalah Tiga.
Latihan Penulisan dan Keterampilan Jurnalistik kalau tidak salah kepanjangannya itu. Saya pun dapat sertifikat, entah saya simpan di mana. Dan jujur saja saya lupa dulu diajarin apa.

Yang saya ingat hanya angin ngagelebugnya di salah satu saung Dago Tea House, tempat kami melaksanakan LPKJ.
Pesertanya tidak banyak. Hanya beberapa orang yang lulus seleksi, dan kemudian setelah itu diseleksi lagi, hingga saya berhasil masuk M3 Crew.
Sebuah kelompok yang rasanya elite dan eksklusif karena satu angkatan ternyata yang diterima hanya enam orang. Saya, Dyah, Alfa, Diwan, Yada, dan Budi.

Dan sepanjang siang tadi saya kembali ikut latihan menulis. Materinya sederhana dan barangkali setiap orang juga hanya diingatkan saja.
Kebetulan pesertanya hanya 7 orang, sehingga pelatihan lumayan efektif dan komunikatif. Setidaknya gak ngantuk karena saya si tukang nyeletuk bisa komen seenak perut. Ya buat ngerame ramein aja gitu, daripada diem diem jaim.

Pertama,tanpa ba bi bu dan belom juga kenalan, Bang Aswi sang tutor membagikan kertas dan bolpen, kemudian meminta kami langsung menulis. Temanya tentang pengalaman pagi sebelum tiba di tempat pelatihan. Waktu dibatasi hanya 5 menit.

Hoahaha.. hasilnya? tentu saja garing sodara-sodara. Beginilah yang saya tulis:

Sempat bingung, jadi dateng apa enggak.
Tergoda lihat suami dan anak-anak ada di rumah. Mendung pula.
Saya enggak biasa 'ngerjain' suami. Nitip-nitip jemuran, makanan, ataupun gas elpiji yang tepat subuh tadi habis.
Maklumlah suami gak biasa ngerjain kerjaan tetek bengek di rumah kayak gitu.
Banyak alasan lah jadinya yang bikin saya males, sampai akhirnya malah suami yang nyuruh nyuruh saya pergi.
Bukan ngusir pastinya. Hehe.
Katanya ya minimal jadi tau.. tambah temen.. dst dst.
Ho..ho.. disuruh kayak gitu emmm.. maksud saya: disemangati seperti itu sama suami siapa yang bisa nolak?
Jadi semangat lagi deh.
Kalo semangat dan punya motivasi penuh ternyata memang segala yang jadi hambatan pada awalnya, terasa luruh begitu saja. Anak-anak jadi begitu mudahnya diatur.


Nah segitu tulisannya... fyuh fyuh... dipaksa pasang titik di awal menit ke enam.

Ada satu hal yang ternyata membuat semua merasa terganggu, yaitu karena kami harus menulis di atas kertas, sementara kami yang notabene adalah ibu-ibu fesbuker dan blogger ini terbiasa meloncat-loncatkan jari di atas keyboard komputer... heuheu.

Setelah itu kami mulai berkenalan, dan Bang Aswi, kakak angkatan saya di farmasi dan terbukti salah ambil jurusan ini pun memperkenalkan diri.

Berawal dari cuplikan sebuah film tentang penulis berjudul Finding Forrester, Bang Aswi mengingatkan kami bahwa yang namanya nulis, gak perlu mikir panjang dulu.
Lucu juga kutipan film itu yang diperankan oleh Sean Connery, katanya:

"Go ahead! Write! No thinking! That comes later! You write your first draft with your heart. You rewrite with your head. Just write! Think comes later!"

Terus apa cenah ya.. hihi.. gak ketulis semua sama saya.. ya pokonya gitu lah. Mau nulis? ya nulis aja. Jangan bilang gak mood untuk nulis, karena itu mah ya males aja namanya.

Dari seringnya menulis, kita jadi lebih tajam dalam pemilihan kata, memperkaya kosa kata. Misalnya bagaimana kita bisa menceritakan yang namanya 'marah', dengan kata-kata yang menarik dan menyentuh pembaca.

Setelah itu kami diminta menulis lagi. Kali ini tentang apa saja. Waktunya ..hmm.. kayaknya lebih dari 5 menit sih, 10 menit kali ya tapi tetep hasilnya ya... garing juga :

Saya sedang duduk, entah ke arah mana ini. Tampaknya timur. Tak pentinglah itu. Yang jelas di hadapan saya sekarang ada rak berderet-deret berisi tumpukan kerudung bermacam warna, bermacam model dan ukurannya.
Sebagai akhwat normal ya siapa yang tidak tergoda melihat model-model kerudung terbaru di outlet ini.
Dari tujuh ibu-ibu yang ada di ruangan ini saya 90%.. atau 100% yakin kalau minimal sudut matanya melirik kerudung itu.
Beberapa orang di antaranya pasti menyentuhnya.. hehe.. seperti yang saya lakukan barusan.
Apa coba yang dipikirkan seorang akhwat yang datang ke outlet ini ketika menyentuh setumpuk kerudung?
"Modelnya bagus juga neh.. gue banget.. Naah warna ini nih.. cocok buat baju yang itu.. hmm.. harganya berapa yaa... whooo.. lumayan juga.. Duitnya? ada sih .. tapi mending beli kerudung atauuuu...."
Haaa.. biasa.. perempuan mikirnya kelamaan. Mungkin itu kenapa para wanita bisa berjam-jam keliling di mall atau Pasar Baru. Padahal yang dibelinya paling satu dua potong pakaian saja.
Itukah kelemahan wanita? Tidak. Justru itulah kelebihannya. Karena hal-hal kecil dan sepele akan mereka perhatikan.
Anak-anak dan suami mereka membutuhkan hal itu.


Lagi-lagi kami disuruh pasang titik.



Yang penting kita bisa menguasai ide. Ide datang dari ilham, dan dari ide bisa jadi sebuah tema.
Ide itu bertebaran di seluruh jagad raya. Banyak sekali. Bisa datang dari pengalaman, perenungan, mimpi, karya orang lain, baca buku, miara ayam, dst.
Bisa juga dari bisosiasi. Menggabungkan dua tema cerita menjadi tema baru, atau dua kata sehingga menjadi sebuah tema.
Dan kami diajari membuat pemetaan ide.

Setelah diajari pemetaan ide itu, lagi-lagi kami diminta menulis. Pun setelah diajari bisosiasi, kami diminta menulis lagi. Karya kami diminta dibacakan di depan dan mendapat apresiasi singkat.

Kemudiannnn.. kami dikenalkan pada sebuah agensi penerbitan Indscript Creative, dan nanti akan diinvite di grup Ibu-ibu Doyan Nulis.. weks.. agak agak gimana gitu ya nama grupnya. Tak lupa dijelaskan pula tulisan dan penulis seperti apa yang menjadi kriteria agar diterima di Indscript Creative (ada selaksinya tentu saja). Yang penting daftar dulu lah.

Ya temans, akhirul posting, hatur lumayan we, setidaknya kami tersemangati (lagi) untuk menulis, .. ketemu teman-teman senasib (ibu-ibu facebookers & bloggers),.. dan diberi sedikit celah untuk menampilkan tulisan kami di hadapan publik. Terserah apa kami akan memperlebar celah itu atau tidak. Tergantung motivasi kali ya.

Sekian dulu share nya. Eeeeh.. satu lagiii... kita harus banyak MEMBACA kalau ingin banyak MENULIS.
Ada pertanyaan?


***

3 komentar:

dey mengatakan...

mau ditambahin lagi gak tulisan yg lebih garing lagi, tentang dinosaurus pemakan tumbuhan + ipin upin, hahahahahaha ....

ier mengatakan...

hoho.. haduh Buuuu...
eta tulisan mah asa garing pisaaan..
cukup dibacakan di depan balita sajalaaaah....
dijamin anak kita tertidur karena bosan... huahahahaha...

Lita Edia mengatakan...

wah mantap Ier....jauh lah sama pelatihan 350 rebu...hihi....