Minggu, 19 September 2010

kenal diri

***
Pernahkah kamu merasa tiba-tiba sedih?
Bangun, sedikit beraktifitas, dan tiba-tiba saja merasa sedih...
Dicari penyebabnya, ternyata masalah sepele.
Dan berikutnya kamu akan bahagia dengan cara mudah, oleh hal-hal yang sepele pula.

Sangat perlu untuk bisa mendeteksi perasaan, dan apa penyebabnya.
Seperti halnya Sofi yang kelas 1 SD itu diajari gurunya mengenal rasa.
Tiga saja: senang, sedih dan marah, dengan gambar emoticon masing-masing.
Tentu saja dia tidak berhenti di belajar mengenal perasaan... tapi juga mencari penyebabnya. Setelah dicari penyebab dari setiap rasa, kemudian cari solusi biar semua bisa netral kembali dan tidak lebay.

Mengenali perasaan dan mengenali tabiat diri adalah proses berulang dalam hidup. Kita pelajari seumur hidup sejak kita hanya bisa menangis dan tertawa saat bayi untuk menyatakan kesedihan dan kegembiraan kita.
Dengan segala proses belajar yang berulang itu kita mestinya tak menjadi orang yang mudah meledak ataupun berlebihan dalam susah maupun senang.

Dalam diskusi dengan seorang teman mengenai perilaku masing-masing, kami menyimpulkan bahwa mengenal diri itu amatlah penting. Kalau tau sesuatu itu adalah kesenangan sesaat dan kelak akan menyusahkan, maka janganlah dilakukan.
Bila kamu harus melakukan sesuatu yang tidak disukai tapi itu akan menghasilkan sebuah kebahagiaan, maka lakukanlah segera.

Saya hidup sudah lama. Cukup banyak hal yang telah saya kenali dalam diri, sehingga saya mestinya tau segala penyebab dan solusi.
Mestinya saya tau apa yang harus dan tidak boleh dilakukan.
Mestinya saya tak perlu berlebihan dalam segala hal.

Sofi pun diajari tentang kelebihan dan kekurangannya. Saya beri beberapa contoh apa saja kelebihan dan kekurangan dia.
Di lain waktu Sofi minta tali bajunya dibetulkan.
Saya tanya.. "Sofi belum bisa ya naliin ini?"
Dan dia jawab.. "Ayolah Mi.. ini kan kekurangan Sofi..." :))

Apa kekurangan dan apa kelebihan saya mestinya sudah saya hafal dengan benar. Dan mestinya saya juga tau apa yang harus saya perbuat untuk menghadapinya.

Gak boleh lagi ada istilah geje, karena mestinya semua sudah jelas untuk manusia seumur saya.
***

Tidak ada komentar: