Selasa, 26 Mei 2009

akhirnya sofi bisa membaca

***
Sebetulnya ya biasa aja toh.. anak TK belum bisa baca? Tapi berhubung Sofi punya kakak yang cerdas, yang bisa membaca di usianya yang ke-3, saya jadi agak tidak sabar melihat Sofi yang susah sekali diajarin baca.
Saya tidak pernah dengan sengaja mengajari anak membaca sebetulnya, apalagi usia mereka masih balita. Hanya iseng-iseng aja. Dan dulu saya melihat Arif 'tiba-tiba' saja bisa merangkai huruf-huruf itu menjadi sebuah kata.
Saya pun takjub. SubhanaLlah..

Tapi.. heuheu.. adiknya ko' beda ya... Standar saya terhadap kecerdasan anak jadi meninggi dan cenderung membanding-bandingkan sang adik dan sang kakak. Berpuluh-puluh lembar kertas saya tulisi kata-kata sederhana, biar Sofi hafal saja dulu.
Tapi Sofi tampak tidak ada perkembangan. Dia malah terus saja minta ditambah lembar kata, tanpa mau dihafalnya. Ya biarlah.. saya ikuti saja apa maunya.

Beberapa minggu yang lalu Sofi mulai ada keinginan untuk menulis..
"Mi.. gimana nulis 'buku'?"
"Beee.. uuu... kaaa...uuuu..", jawab saya.
"Be teh gimana?"
Heuleuh.. saya memberi contoh.. dan dia mulai menyalin.

Sehari bisa tiga sampai lima kata dia tuliskan.. ataupun dia salin.
Terus begitu sampai beberapa hari.
Entah dari mana keinginan itu muncul.

Selanjutnya .. menakjubkan.. 'tiba-tiba' saja Sofi bisa membaca. Lembar-lembar kata yang saya tempel serupa kalender di pintu kulkas, dia buka satu persatu, dan dia bisa membacanya!

Saya baru sadar kalau kunci Sofi bisa membaca adalah motivasi.
Sekali lagi saya tidak tau dari mana motivasi itu muncul. Yang jelas semangat ingin bisa membaca itu begitu menyeruak terpancar dari dirinya. Membuat dia berusaha.. berusaha.. dan berusaha, akhirnya bisa.

Ternyata membuat anak bisa membaca adalah mudah. Yang sulit barangkali bagaimana cara kita membangkitkan motivasi untuk si anak. Dan yang jangan kita lupa adalah bagaimana mempertahankan motivasi itu sehingga tak luntur lagi seumur hidupnya.

Motivasi memang harus selalu diasah dan diperdalam ya? Di tataran anak-anak kecil kan bisa jadi motivasi itu dangkal sekali. Tidak mau kalah dari teman misalnya.
Motivasi yang seperti itu harus perlahan diluruskan, hingga akhirnya dia menyadari apa manfaat dari membaca. Hingga dia menjadi seorang pembelajar sejati.

Tak hanya membaca barangkali. Itu hanya sebuah contoh.
Sadarkah anda kalau anak seringkali bisa menjadi cerminan diri?
Selama ini barangkali motivasi yang tidak terasah serta niat yang tidak lurus lah yang membuat kita sering merasa malas, bosan, dan cepat putus asa.

Ayo Sofi.. keep on spirit !!
Semoga dirimu secerdas dan seshalih ayahmu Nak .. dan lebih cerdas lagi dan lebih shalih lagi.. .. aamiin...


***

Tidak ada komentar: