***
"Sebelas tahun nikah itu hebat loh!", ujar seorang bujangan kepada kami. Kepada saya dan suami pada hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-11, 30 Juli 2011 sabtu kemarin.
Saya langsung nyaut sambil terheran-heran,"Heh? Hebat ya? Perasaan biasa aja deh"
Suami saya pun bilang dengan gaya bijaknya tea,"Masih banyak yang lebih berprestasi"
Sebelas taun dibilang hebat? Anak masih SD gini, belom jadi apa-apa kalipun. Ya ibu bapak kami lah rasanya yang lebih layak dibilang hebat. Puluhan tahun hidup bersama, dan bisa membesarkan putra-putrinya dengan baik.
Sungguh memang ibu bapak saya dan ibu bapak mertua saya telah memberi contoh yang baik untuk sebuah kehidupan rumah tangga. Sehingga kami putra putrinya bisa meniru mereka dalam gaya saling asah asih dan asuhnya, bahkan meniru gaya 'bertengkar'nya. Bertengkar yang tidak berlebihan, yang kemudian saling mengalah. Bertengkar yang tidak serius. Marah karena sayang, dan untuk kebaikan. Bukan marah untuk melepas ego.
Rasa hati di malam tahun kesebelas, memang tak sama dengan rasa hati di malam pertama. Tak ada lagi desir rasa yang menggebu, tak ada lagi rindu yang membara. Halah. Tapi, apa ya? Sulit diungkapkan rasa hati ini. Hanya tenang, tentram, bahagia..
Suamiku bukanlah lelaki paling ganteng di dunia ini. Paling sholeh ya engga juga. Paling baik, bukan juga. Segala kekurangannya sudah tampak begitu jelas di mata saya, tapi saya suka. Saya tenang bila bersamanya, saya merasa kehilangan jika dia tidak ada, dan saya takut membuatnya marah. Itu saja.
Saya juga gak tau apa yang membuat saya bertahan hidup bersama dengan orang yang sama, tanpa merasa bosan dan tanpa pernah berpikir untuk mencari gantinya. Yang jelas memang karena Allah yang memberi kami ketentraman. Yang bisa saya lakukan untuk meraih barokah-Nya berupa sakinah, mawaddah, wa rahmah memang ada, tapi rasanya masih sedikit juga usaha saya itu. Ini pure bener Allah yang kasih rasa.
Yang keingetan mah, pokonya saya gak boleh ngomongin aib suami di depan orang lain. Sementara ini hal-hal yang bikin saya kesel, biar saya telen sendiri aja bulat-bulat, dan diomongin langsung ke suami. Biar sambil nangis-nangis juga yang penting saya ngomong. Sehingga suami tau apa yang jadi kekesalan saya padanya. Lha kalo kita ngomongnya ke orang, mana suami bisa tau? Minimal tau dulu lah. Ngerti biar belakangan. Hehe.
Duh, sedikit aja saya 'ngejelekin' suami di depan orang lain, sekalipun itu sahabat saya, rasanya kok seperti cakar-cakar muka sendiri. Engga banget gitu loh. Rasanya seluruh dunia ngomong: "kalo suami elu jelek, lantas kenape elu mau sama dia?" Hihi.
Tau engga, kalo dikit-dikit aja kejelekan orang diomongin, rasanya orang itu jadi beneran paling jelek di dunia ini, dan kita adalah orang yang paling menderita karena terzholimi oleh kejelekannya. Sing demi, begitulah.
Ya saya juga kalo kira-kiranya udah parah banget mah, curhat kali sama sahabat. Yang tujuannya untuk cari solusi dan melegakan hati. Bukan asal curhat dan mencari pembenaran untuk diri kita sendiri. Tapi alhamduliLlah sampai saat ini belum ada yang membuat saya nangis-nangis ngaduin suami ke sahabat terdekat saya sekalipun. Berjuta kali hamdalah pokonya.
Usaha saya yang laen adalah menampilkan diri apa adanya di depan suami. Gak jaim, gak sok jadi istri sholehah, tapi gak juga gampangan marah. Pokona mah jamedud ya jamedud, ngakak ya ngakak. Dan ke suami memang harus banyak maklumnya. Toh kita juga bukan cewek yang sempurna.
Bersyukur saya beneran, punya suami botak jenggotan. Pendiem juga. Mana gaulnya cuman di milis, bukan di facebook atao twitter. Rajin ke kantor dan rapat yayasan, bukan ke tempat-tempat makan. Hahahaha.
Eh, jangan ngetawain. Dengan begitu gak banyak cewe yang mau sama dia, yang ada cuma segen campur takut. Jadi kan gue tenang tuh dia takkan nyamber atau disamber! (.... petir kali -_-"). Pokona suami saya teu centil gitu lah. Gak tebar pesona di hadapan publik.
Kepercayaan dari istri/suami di jaman sekarang tu mahal loh. Susah dapetinnya. Orang bisa selingkuh dengan cara bervariasi. Makanya sekalinya saya dipercaya suami, dan suami dipercaya sama saya, rasanya sayang banget kalo kita sampe mengkhianatinya. Jadi salah satu kunci rumah tangga rukun memang salah satunya adalah saling percaya dan saling menjaga kepercayaan. Jangan cemburu berlebihan karena itu akan membuat sebal. Cemburu tanda kita gak percaya diri. Percayalah bahwa pasangan gak akan mengkhianati, dan percaya dirilah bahwa kita layak untuk dicintai. Selebihnya, titipkanlah pasangan kita pada Allah, karena sesungguhnya Dia-lah Yang Menjaganya.
Usaha lainnya lagi adalah dengan tidak membanding-bandingkan. Membandingkan suami dengan lelaki lain, atau membandingkan rumah tangga kita dengan rumah tangga orang lain. Dilarang sirik, dilarang dengki dan iri hati.
Allah menciptakan orang dengan karakter, pesona, dan warna berbeda. Banyak-banyaklah lihat kelebihan suami kita, dan banyak-banyaklah melihat kekurangan lelaki lain. Whahaha.
Pun namanya rumah tangga dan pasangan, punya cara sendiri untuk menikmati kebersamaannya. Kita carilah gaya kita sendiri bagaimana. Sesuaikan dengan karakter dan kantong masing-masing. Kalo suami orang ngajak istrinya jalan-jalan ke singapur, ya kalo suami kita kering kerontang mah ajaklah suami jalan-jalan ke situ aja, ke depan halaman, terus nyapu bareng, cuci mobil bareng. Pasti tetangga kita lihat kalo kita adalah pasangan romantis da. Suer.
Dalam urusan ajak mengajak gini, jangan andelin suami buat ngajak duluan. Kadang suami mah gak kepikiran. Yang kepikiran sama dia bisa jadi cuma tidur ato nonton bola. Kita aja sebagai istri yang duluan ngajak dan berinisiatif dengan hati happy. Kalo suami lihat kita hepi, sumringah, dan bersemangat, pasti dia semangat juga.
Ya wallahu a'lam, kita cuma bisa usaha gitu doang. Tapi dengan niat ikhlas, insyaa Allah, nanti Allah yang akan menurunkan ketenangan itu ke hati kita semua. Semoga saja. Amiin.
***
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
congrats bu..
sama ..saya juga bentar lagi menginjak yg ke 11, moga-moga selalu menjadi yang terbaik yah..
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Posting Komentar